REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap situasi di kompleks Masjid Al-Aqsa damai menjelang akhir Ramadhan. Hal itu disampaikan saat dia melakukan percakapan via telepon dengan Raja Yordania Abdullah II, Senin (25/4/2022).
Gedung Putih dalam keterangan persnya menyampaikan, dalam percakapan tersebut, Biden dan Raja Abdullah II membahas secara terperinci upaya untuk mengurangi kekerasan di Palestina. “Presiden (Biden) menyambut baik langkah baru-baru ini untuk mengurangi ketegangan dan menyatakan harapannya bahwa pekan terakhir Ramadan akan berlalu dengan damai,” kata Gedung Putih, dikutip laman Al Arabiya.
Biden turut menekankan pentingnya melindungi status quo Masjid Al-Aqsa. Sementara itu Raja Abdullah II menjelaskan tentang langkah yang diambil Yordania merespons eskalasi di kompleks Al-Aqsa. “Raja memberi penjelasan kepada Presiden (Biden) tentang keterlibatannya baru-baru ini di kawasan, dan Presiden menekankan komitmen AS terhadap stabilitas regional serta Timur Tengah,” kata Gedung Putih.
Raja Abdullah II diagendakan mengunjungi AS dalam beberapa pekan mendatang. Pada Ahad (24/4/2022) lalu, Raja Abdullah II, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) melakukan pertemuan trilateral di Kairo. Mereka membahas sejumlah isu regional dan global, termasuk soal perkembangan di Masjid Al-Aqsa.
"Ketiga pemimpin turut menyinggung perkembangan yang terjadi di kota Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, menekankan perlunya menghentikan praktik yang melanggar kesucian masjid serta mengubah status quo di sana selain menghindari eskalasi dan menenangkan situasi," kata kantor berita UEA, Emirates News Agency (WAM), dalam laporannya.
Sisi, Raja Abdullah II, dan Sheikh Mohammed sepakat bahwa kawasan Timur Tengah membutuhkan perdamaian, stabilitas, serta kerja sama guna mempromosikan pembangunan. Dengan demikian aspirasi masyarakat di kawasan untuk kemajuan dan kemakmuran dapat tercapai.