REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Sebanyak enam batalion cadangan Israel akan ditempatkan di sepanjang tembok pembatas ilegal yang mengisolasi wilayah Tepi Barat. Hal itu agar tidak ada warga Palestina memasuki Israel tanpa melewati salah satu pos pemeriksaan.
Keputusan penempatan enam batalion cadangan sebagai pengganti pasukan reguler telah disetujui Panglima Angkatan Darat Israel Aviv Kohavi. “Pemanggilan (batalion cadangan) akan memungkinkan kampanye lanjutan untuk mencegah penyerang dan pekerja ilegal melewati zona jahitan,” kata militer Israel, dikutip laman Middle East Monitor, Kamis (28/4/2022).
Selama beberapa pekan terakhir, warga Israel memang telah menjadi sasaran aksi penyerangan. Sebanyak 12 warga Israel terbunuh dalam serangkaian penyerangan tersebut. Hal itu yang membuat situasi di Israel dan Tepi Barat memanas. Pasukan Israel mengintensifkan aksi penggerebekan dan penyergapan terhadap warga Palestina.
“Di Israel dan Tepi Barat yang diduduki, 23 warga Palestina, termasuk tiga wanita dan empat anak-anak, dibunuh oleh pasukan keamanan Israel selama demonstrasi, bentrokan, operasi pencarian dan penangkapan, serangan dan dugaan serangan terhadap warga Israel, serta insiden lainnya. Sebanyak 541 warga Palestina, termasuk 30 wanita dan 80 anak-anak, terluka,” kata Utusan Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland saat berbicara di Dewan Keamanan PBB pada Senin (25/4/2022) lalu, dilaporkan UN News.
Dia menekankan, tidak ada pembenaran bagi tindakan terorisme atau kekerasan terhadap warga sipil. “Kekerasan, provokasi, dan hasutan harus segera dihentikan serta dikutuk secara tegas oleh semua orang,” ujarnya.
Wennesland meminta para pemimpin politik, agama, dan masyarakat turut andil dalam meredam ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki. Hal itu termasuk menegakkan status quo di situs-situs suci keagamaan di Yerusalem.