REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un meminta militer negaranya agar meningkatkan kekuatan dengan segala cara untuk memusnahkan musuh, kata media pemerintah, Jumat (29/4/2022), ketika citra satelit baru memperlihatkan peningkatan persiapan untuk kemungkinan uji coba nuklir.
Kim membuat pernyataan tersebut selama sesi foto dengan pasukan, penyiar media pemerintah, serta berbagai pihakyang terlibat dalam parade militer besar-besaran yang diadakan pada Senin (25/4/2022). Parade itu menandai peringatan ke-90 pendirian angkatan bersenjata.
Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah memperlihatkan Kim sedang menunggang kuda putih dan mengenakan tunik putih bergaya militer dengan hiasan emas saat dia meninjau pasukan. Parade pada Senin itu menampilkan beberapa rudal terbaru Korea Utara, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya, Hwasong-17, dan rudal hipersonik yang baru-baru ini diuji.
Menurut Kim, parade itu menunjukkan modernitas, kepahlawanan, dan perkembangan pesat angkatan bersenjata Korea Utara serta keunggulan militer dan teknologi mereka yang tiada tara. Demikian kata Kim kepada pasukan di sesi foto, seperti dikutip kantor berita negara KCNA.
Korea Utara menyatakan mereka menentang perang dan bahwa senjatanya adalah untuk membela diri. Namun pada parade Senin, Kim sebaliknya mengatakan misi kekuatan nuklirnya lebih dari sekadar mencegah perang, melainkan termasuk membela kepentingan mendasar negara.
Pada Maret, Korea Utara kembali menguji ICBM terbesarnya, dan ada tanda-tanda akan segera menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017. "Citra satelit saat ini menunjukkan persiapan sedang berlangsung dan tidak boleh diabaikan sebagai kegiatan yang tidak signifikan," kata Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di AS dalam sebuah laporan pada Kamis (28/4/2022).
Para pengamat serta pejabat Korea Selatan dan AS mengatakan Korut tampaknya memperbarui Terowongan No. 3 di lokasi uji nuklir Punggye-ri, yang digunakan untuk ledakan nuklir bawah tanah sebelum ditutup pada 2018 di tengah pembicaraan denuklirisasi dengan Washington dan Seoul. Kim sejak itu mengatakan negaranya tidak lagi terikat oleh moratorium tes yang diberlakukan sendiri. Namun, Korut belum mengomentari uji coba itu atau mengkonfirmasi tujuannya.
Citra satelit komersial dari kegiatan pada Senin juga menunjukkan pembangunan gedung baru, pergerakan kayu, serta peningkatan peralatan dan pasokan di luar pintu masuk baru ke Terowongan No. 3, kata CSIS. "Tanggal uji coba nuklir ketujuh tidak diragukan lagi akan bergantung pada keputusan pribadi Kim Jong Un," demikian bunyi laporan itu.