REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, warga sipil dapat dievakuasi dengan bebas dari pabrik baja di Azovstal, Mariupol. Sementara gerilyawan Ukraina harus meletakkan senjata mereka.
Komentar Peskov merupakan tanggapan atas pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang mengatakan bahwa, Kiev siap bernegosiasi tentang evakuasi warga sipil dari Azovstal. Peskov mengatakan, tidak ada yang perlu dinegosiasikan untuk membebaskan warga sipil tersebut.
"Presiden menjelaskan, warga sipil dapat keluar dan pergi ke mana pun mereka mau. Militan harus meletakkan senjata dan bisa keluar juga. Nyawa mereka akan terselamatkan. Semua yang terluka dan sakit akan diberikan bantuan medis. Apa yang harus dinegosiasikan dalam kasus ini?" ujar Peskov, dilansir TASS, Jumat (29/4/2022).
Pada Selasa (26/4/2022), Sekreraris Jenderal PBB Antonio Guterres mengadakan negosiasi dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan itu, Putin menyatakan bahwa semua warga sipil dapat bebas keluar dari Azovstal, dan prajurit Ukraina harus melepaskan mereka.
Rusia telah membuka koridor kemanusiaan Rusia di Mariupol. Putin mengatakan, sekitar 130.000-140.000 orang telah bebas pergi ke mana pun mereka mau melalui koridor tersebut. Menurut Putin, warga sipil di Azovstal, dijadikan sebagai tameng manusia oleh batalyon nasionalis Ukraina.
Putin juga menyatakan bahwa, prajurit Ukraina yang telah meletakkan senjata ditahan dalam kondisi yang sesuai. Mereka menerima bantuan medis, jika diperlukan. Putin menyatakan bahwa, Rusia siap memberikan akses bagi PBB dan Palang Merah Internasional kepada para tawanan perang ini.