ISTANBUL -- Turki dan Arab Saudi akan memasuki “era baru” untuk meningkatkan hubungan bilateral, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis.
“Kunjungan saya (ke Arab Saudi) adalah manifestasi dari keinginan kami untuk memulai era baru kerja sama sebagai dua negara bersaudara,” kata Erdogan kepada wartawan di Bandara Ataturk Istanbul sebelum keberangkatannya ke Jeddah, untuk kunjungan selama dua hari.
“Adalah kepentingan kita bersama untuk meningkatkan kerja sama dengan Arab Saudi di bidang-bidang seperti kesehatan, energi, ketahanan pangan, teknologi pertanian, industri pertahanan, dan keuangan,” tutur dia.
Erdogan juga mengatakan Turki berusaha untuk memastikan perdamaian regional dan menyelesaikan masalah melalui dialog dan diplomasi.
“Saya yakin kami akan meningkatkan ikatan kami di setiap bidang melalui upaya bersama kami,” ujar dia, menekankan “potensi terutama dalam teknologi energi terbarukan dan bersih.”
Dia mengatakan perkembangan regional dan internasional juga akan menjadi agenda selama kunjungannya.
“Kami menyatakan di setiap kesempatan bahwa kami sangat mementingkan stabilitas dan keamanan saudara-saudara kami di kawasan Teluk seperti kepentingan kami sendiri.”
Erdogan juga menggarisbawahi pentingnya “dialog dan kerja sama” untuk keamanan dan stabilitas seluruh kawasan karena “ancaman semakin kompleks.”
Dia juga mengutuk serangan drone dan rudal baru-baru ini yang menargetkan Arab Saudi.
Selama kunjungan, Erdogan didampingi oleh ibu negara Emine Erdogan dan menteri-menteri dalam negeri, pertahanan nasional, keadilan, kesehatan, perbendaharaan dan keuangan, serta budaya dan pariwisata.
Kepresidenan Turki mengumumkan kunjungan Erdogan pada Rabu, dan mengatakan kunjungan itu dilakukan atas undangan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Hubungan antara Ankara dan Riyadh “akan ditinjau dalam semua aspek dan kemungkinan mengembangkan kerja sama akan dibahas,” kata kepresidenan Turki.
“Selama pertemuan, pandangan akan dipertukarkan tentang isu-isu regional dan internasional serta hubungan bilateral,” tambah otoritas Turki.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa langkah-langkah besar sedang berlangsung untuk menormalkan hubungan dengan Arab Saudi.
“Kami tidak memiliki sikap negatif terhadap Arab Saudi dalam hal normalisasi hubungan, baik secara komersial, ekonomi, atau politik,” kata Cavusoglu kepada saluran berita A Haber.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Turki-Saudi memburuk karena perbedaan kebijakan luar negeri.
Ketegangan meningkat setelah pembunuhan 2018 jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul.
Upaya untuk akhiri perang Rusia-Ukraina
Mengenai upaya Turki untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina, Erdogan menyebutkan kunjungan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres minggu ini ke ibu kota Turki, Ankara.
Erdogan juga berbicara melalui percakapan telepon pada Rabu dengan Putin, yang katanya menyuarakan pandangan yang sama.
Turki, yang memiliki hubungan persahabatan dengan kedua belah pihak, secara aktif terlibat dalam upaya diplomatik untuk gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia.
Bulan lalu negara itu menjadi tuan rumah pembicaraan tingkat delegasi di Istanbul dan telah mengulangi proposal untuk pertemuan puncak para pemimpin.
Para pejabat Turki juga telah terlibat dengan rekan-rekan mereka dalam masalah koridor kemanusiaan di Ukraina.
Sebelumnya pada Kamis, Rusia berterima kasih kepada Turki atas perannya dalam pembebasan Konstantin Yaroshenko, seorang tahanan Rusia di AS selama 20 tahun.
Dalam percakapan via telepon, Putin berterima kasih kepada Erdogan atas bantuannya dalam pertukaran tahanan Marinir AS Trevor Reed dan pilot Rusia Konstantin Yaroshenko di sebuah bandara di Turki pada Rabu.
Yaroshenko ditangkap di Liberia pada 2010 atas tuduhan penyelundupan narkoba dan diekstradisi ke AS, di mana dia menjalani hukuman penjara 20 tahun.