REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mencatat lebih dari 3.000 orang tewas atau hilang ketika mencoba menyeberang ke negara-negara Eropa selama 2021.
"Orang-orang itu meninggal atau hilang ketika mencoba menyeberangi Mediterania Tengah dan Barat dan Atlantik ke Eropa," kata juru bicara UNHCR Shabia Mantoo pada konferensi pers di Jenewa, seperti dilansir laman Anadolu Agency, Sabtu (30/4/2022).
Mantoo mengutip laporan UNHCR baru yang juga menyerukan bantuan mendesak untuk mencegah kematian. Bantuan juga dibutuhkan untuk melindungi pengungsi dan pencari suaka yang memulai perjalanan berbahaya melalui darat dan laut.
Menurut laporan tersebut total 1.924 orang dilaporkan tewas atau hilang di rute Mediterania Tengah dan Barat. Sementara tambahan 1.153 meninggal atau hilang di rute maritim Afrika Barat Laut ke Kepulauan Canary.
Jumlah kematian yang dilaporkan pada 2020 sebanyak 1.544 untuk kedua rute tersebut. "Yang mengkhawatirkan, sejak awal tahun, tambahan 478 orang juga meninggal atau hilang di laut," kata laporan itu.
"Sebagian besar penyeberangan laut dilakukan dengan perahu karet yang penuh sesak, tidak layak laut, banyak di antaranya terbalik atau kempes yang menyebabkan hilangnya nyawa," katanya.
UNHCR juga menyerukan 163,5 juta dolar AS untuk membantu dan melindungi ribuan pengungsi dan lainnya untuk strategi baru perlindungan pengungsi.