Sabtu 30 Apr 2022 21:05 WIB

Subvarian BA.4 Dinilai Jadi Akibat Melonjaknya Kasus di Afrika Selatan

Saat ini, Afrika Selatan sedang mengalami peningkatan kasus Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Saat ini, Afrika Selatan sedang mengalami peningkatan kasus Covid-19.
Foto: republika/mgrol100
Saat ini, Afrika Selatan sedang mengalami peningkatan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Afrika Selatan mengalami peningkatan pesat untuk kasus Covid-19. Kondisi ini dinilai sebagai akibat dari versi lain virus corona, menurut pakar kesehatan.

Kasus Covid-19 telah menurun di negara itu sejak Februari. Tetapi subvarian Omicron baru yang oleh para ilmuwan disebut BA.4, mulai mendorong kasus ke tingkat cukup pesat, pekan lalu. 

Baca Juga

“Sejauh ini, hanya ada sedikit peningkatan rawat inap dan tidak ada peningkatan kematian,” kata Abdool Karim, pakar kesehatan masyarakat di University of KwaZulu-Natal, seperti dilansir dari AP News, Sabtu (30/4/2022).

Afrika Selatan mencatat lebih dari 6.000 kasus Covid-19 sehari, naik dari beberapa ratus, beberapa pekan lalu. Proporsi tes positif melonjak dari empat persen pada pertengahan April menjadi 19 persen, pada Kamis (28/4/2022), berdasarkan angka resmi. Pengawasan air limbah juga menunjukkan peningkatan penyebaran virus corona.

Mutan baru tampaknya dengan cepat mencapai dominasi atas Omicron asli dan versi lain dari virus. Akan tetapi Abdool Karim menyebutkan "terlalu dini untuk mengatakan apakah BA.4 akan menyebabkan gelombang virus.

Namun, versi baru ini tetap perlu dianggap penting karena varian Omicron pertama kali muncul pada November di Afrika Selatan dan Botswana sebelum menyebar ke seluruh dunia. Ada satu tren yang mengkhawatirkan, menurut Helen Rees, Direktur Eksekutif Reproductive Health and HIV Institute dinUniversity of Witwatersrand, Johannesburg.

 

Anak-anak menjadi kelompok rentan yang bisa menyumbang rawat inap di rumah sakit, sama seperti selama gelombang Omicron asli.

Para ahli mengatakan BA.4 tampaknya lebih menular daripada varian Omicron asli dan subvarian yang dikenal sebagai BA.2. Para ilmuwan masih mempelajari mutan baru, tetapi tampaknya BA.4 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada versi virus lainnya, menurut WHO dalam sebuah laporan baru-baru ini.

Di Afrika Selatan, kemungkinan peningkatan ini juga dikarenakan masyarakat yang hendak menyambut hari-hari perayaan besar. BA.4 telah muncul di negara lain, tetapi belum diketahui jelas apakah itu akan menjadi varian yang dominan secara global.

Sejauh ini, belum ada terobosan di AS, di mana BA.2 tetap menjadi strain dominan dan turunannya, BA.2.12.1, mulai berkembang. Turunan ini diyakini menyebar lebih cepat daripada versi virus sebelumnya dan menyebabkan sekitar 29 persen kasus Covid AS dalam pekan terakhir, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

 

Bisakah BA.4 mengungguli BA.2.12.1? 

Dr Stuart Campbell Ray, pakar penyakit menular Johns Hopkins University, mengatakan kedua varian tersebut menyebar di populasi yang berbeda. Dia tidak mengetahui data apa pun "yang mendukung perbandingan langsung yang kuat”.

Afrika Selatan berpenduduk sebanyak 60 juta jiwa, kurang dari lima persen dari 1,3 miliar penduduk Afrika. Afrika Selatan memiliki lebih dari seperempat dari 11,4 juta kasus yang dilaporkan di benua itu dan menyumbang setengah angka kematian yaitu 252 ribu.

Para ahli mengatakan itu mungkin karena sistem kesehatan masyarakat yang lebih maju dan menyimpan catatan rawat inap serta kematian lebih baik daripada negara-negara Afrika lainnya. Lebih dari 44 persen orang dewasa Afrika Selatan divaksinasi terhadap Covid-19, menurut statistik pemerintah.

Benido Impouma, seorang pejabat WHO di Afrika, mengatakan lonjakan terbaru menunjukkan bahwa orang harus tetap waspada dan terus mematuhi langkah-langkah keselamatan publik seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement