REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Sabtu (30/4/2023), bahwa Turki dan Arab Saudi telah menunjukkan keinginan bersama untuk mengembangkan hubungan bilateral di tingkat tertinggi. Dia selesai melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada Kamis (28/5/2022).
Erdogan mengatakan Ankara dan Riyadh bertekad untuk melanjutkan upaya demi kepentingan bersama dan stabilitas kawasan. "Saya yakin kunjungan saya akan menandai era baru dalam hubungan antara kedua negara kami. Kami telah menunjukkan keinginan bersama kami untuk meningkatkan hubungan atas dasar saling menghormati dan percaya, paling jelas dan pada tingkat tertinggi," katanya berbicara di pesawat kepresidenan yang kembali dari Arab Saudi.
Harap Erdogan atas ikatan yang dibangun itu bisa mendorong upaya bilateral bersama yang akan membawa manfaat bagi kedua negara dan kawasan. "Kami fokus pada langkah bersama yang dapat kami ambil untuk meningkatkan hubungan kami di masa depan ... Saya menegaskan kembali dukungan kami untuk keamanan dan stabilitas Arab Saudi," katanya.
Dalam kunjungan dua hari ke Arab Saudi dikutip dari Anadolu Agency, Erdogan bertemu dengan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud serta Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Mereka membahas berbagai masalah internasional, regional, dan bilateral. Erdogan menekankan bahwa salah satu bahasan adalah penekanan Turki dalam mementingkan keamanan dan stabilitas kawasan Teluk.
Ankara dan Riyadh pun sepakat tentang perlunya menyatukan para pebisnis dan investor kedua negara. Presiden Turki mengumumkan bahwa negaranya akan mendukung upaya Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah Expo Dunia 2030 di Riyadh.
Selain menjalin kembali hubungan dengan Arab Saudi, Turki juga telah melakukan negosiasi dengan Mesir, Israel, dan Uni Emirat Arab untuk menormalkan hubungan. Erdogan menggambarkan era baru sebagai proses berteman dan bukan permusuhan.
Hubungan harus ditingkatkan, menurut Erdogan, dengan negara-negara yang berbagi keyakinan dan pemikiran yang sama. Dia mengatakan Turki memiliki peran yang menentukan dalam hubungan regional dengan Mesir dan Israel. Posisi itu tidak akan menghasilkan apa pun dengan memutuskan hubungan sepenuhnya.
"Turki memiliki kebijakan tentang Israel, dan kebijakan seperti itu juga dimungkinkan dengan Mesir," kata Erdogan menegaskan hasil positif menunjukkan langkah-langkah dapat diambil juga pada tingkat yang lebih tinggi.