Ahad 01 May 2022 12:56 WIB

Pengungsi Suriah: Bagi Kami, Tidak Ada Kegembiraan dalam Idul Fitri 

Pengungsi Suriah merayakan Idul Fitri dalam keterpurukan ekonomi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pengungsi Suriah merayakan Idul Fitri dalam keterpurukan ekonomi.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Pengungsi Suriah merayakan Idul Fitri dalam keterpurukan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Pengungsi Suriah merayakan Idul Fitri dalam keterpurukan ekonomi. Seorang pengungsi, Abdulkerim Halil, yang berasal dari Maarat al-Numan, mengatakan, dia dan keluarganya tidak dapat mempersiapkan apa pun untuk hari raya Idul Fitri karena kesulitan ekonomi dan biaya hidup yang tinggi.

"Semuanya mahal. Kami belum mampu membeli sesuatu yang baru untuk anak-anak kami," ujar Halil, dilansir Anadolu Agency, Ahad (1/5/2022).

Hamide Mustafa, yang mengungsi dari distrik Saraqib di Idlib hampir tiga tahun lalu, memiliki cerita serupa.  Menurutnya ada perbedaan besar dalam  menghabiskan liburan Idul Fitri di kamp dan kota asalnya. 

Sementara Hatice Enes, ibu dari enam anak, mengatakan, anak-anaknya meminta agar mereka bisa kembali ke rumah dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Tetapi upaya tersebut tidak berhasil karena perang masih membayangi mereka. 

"Kami menunggu rahmat Allah. Sebelum saya terlantar, situasinya lebih baik. Perayaan Idul Fitri (akan datang), tetapi tidak ada kegembiraan," kata Enes.

Idlib berada dalam zona de-eskalasi yang dibuat berdasarkan perjanjian antara Turki dan Rusia pada Maret 2020. Namun, rezim Suriah secara konsisten melanggar persyaratan, dan meluncurkan serangan yang sering terjadi di dalam zona de-eskalasi.

Suriah telah terperosok dalam perang saudara sejak awal 2011 ketika rezim Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.  Dalam dekade terakhir, ribuan orang telah tewas dan jutaan lainnya mengungsi karena konflik. Ratusan ribu warga sipil yang sekarang berkemah di provinsi barat laut Idlib terpaksa pindah dari Damaskus, Homs, Hama dan Deraa, karena serangan oleh rezim Assad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement