REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di sebuah masjid di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Jumat (29/4/2022) lalu. Sebelumnya ISIS juga mengklaim mendalangi serangkaian pengeboman di wilayah lain di Afghanistan.
Dilaporkan laman Al Arabiya, lewat pengumuman di akun Telegramnya pada Sabtu (30/4/2022), ISIS mengatakan bahwa mereka menempatkan alat peledak di sebuah bus di Sektor 6 Kabul. Setelah itu mereka meledakkannya di dekat sebuah masjid di sana.
Dalam pengumumannya, ISIS mengatakan serangan mereka menewaskan 10 orang. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan juga melaporkan jumlah korban tewas yang sama. Insiden itu turut membuat 30 warga lainnya luka-luka.
Para pejabat Afghanistan mengatakan, serangan bom tersebut tampaknya menargetkan anggota komunitas Sufi minoritas yang melakukan ritual setelah menyelesaikan shalat Jumat. Pada 21 April lalu, sebuah masjid Syiah di distrik Mazar-e-Sharif, Afghanistan, turut menjadi target serangan bom. Lebih dari 20 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu. ISIS mengklaim mendalangi insiden tersebut.
Kemudian pada Kamis (28/4/2022) lalu, ISIS juga mengklaim sebagai dalang di balik pengeboman dua minibus di Mazar-e-Sharif. Sedikitnya sembilan orang tewas dan 13 lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut. Sejak Taliban berkuasa di Afghanistan pada Agustus tahun lalu, jumlah serangan publik telah menurun. Namun Taliban masih harus berhadapan dengan ISIS.
Taliban telah mengerahkan upaya untuk menumpas ISIS di Afghanistan. Mereka bahkan sempat mengklaim bahwa ISIS tak lagi mempunyai kekuatan di negara tersebut. Namun para analis internasional berpendapat, risiko kebangkitan ISIS tetap ada. Kelompok tersebut memang telah mengklaim beberapa kali serangan di Afghanistan sejak Taliban berkuasa.