REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ketua House of Representative Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev, Ahad (1/5/2022). Pelosi adalah pemimpin tertinggi Amerika yang mengunjungi Ukraina sejak awal invasi Rusia.
Kunjungan Pelosi ke Kiev menandai dukungan bagi perjuangan Ukraina melawan Rusia. Dalam rekaman video yang dirilis oleh kantor Presiden Zelenskyy, Pelosi datang ke Kiev dengan delegasi Kongres termasuk perwakilan Jason Crow, Jim McGovern dan Adam Schiff.
"Kami mengunjungi Anda untuk mengucapkan terima kasih atas perjuangan Anda untuk kebebasan, dan perjuangan Anda adalah perjuangan untuk semua orang. Komitmen kami adalah untuk hadir sampai pertarungan selesai," ujar Pelosi.
Pada Maret lalu, Zelenskyy menyampaikan pidato secara virtual kepada Kongres Amerika Serikat (AS). Pidato tersebut disiarkan langsung untuk umum.
Amerika Serikat telah memasok senjata artileri ke Ukraina. Selain itu, AS juga memberikan pelatihan kepada sejumlah pasukan Ukraina untuk mengoperasikan persenjataan tersebut.
Sebelumnya Presiden Vladimir Putin memperingatkan bahwa, Rusia akan melakukan pembalasan secepat kilat jika negara-negara Barat ikut campur di Ukraina. Rusia telah mengatakan kepada Amerika Serikat untuk berhenti mengirim senjata ke Ukraina, karena dapat mengobarkan konflik.
Berbicara kepada anggota parlemen di St Petersburg pada Rabu (27/4), Putin mengatakan, Barat ingin memecah Rusia menjadi beberapa bagian. Putin juga menuduh Barat mendorong Ukraina ke dalam konflik dengan Rusia.
"Jika seseorang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung dari luar, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat," kata Putin.
"Kami memiliki semua alat untuk ini, hal-hal yang tidak dapat dibanggakan orang lain sekarang. Dan kami tidak akan menyombongkan diri, kami akan menggunakannya jika perlu. Dan saya ingin semua orang tahu itu," ujar Putin menambahkan.
Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari dan telah menghancurkan sejumlah kota. Perang itu, memaksa lebih dari 5 juta orang Ukraina mengungsi ke luar negeri. Negara-negara Barat telah menanggapi serangan itu dengan sanksi, dan memberikan pasokan senjata bagi Ukraina untuk berperang. Hal ini telah membawa kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas akan terjadi di Barat.
Rusia menyebut intervensinya sebagai operasi militer khusus untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis. Ukraina dan Barat mengatakan, pernyataan Rusia dalih palsu untuk membenarkan serangan. Sanksi Barat telah mengancam perekonomian Rusia.