REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah mengidentifikasi 34 kasus hepatitis yang dikonfirmasi pada anak-anak sejak Senin (2/5/2022). Dengan demikian, jumlah totalnya menjadi 145 kasus.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan,10 anak telah menerima transplantasi hati. Sejauh ini, anak-anak yang menerima transplantasi hati dalam kondisi yang cukup stabil.
Temuan otoritas kesehatan Inggris menunjukkan bahwa, peningkatan kasus hepatitis secara mendadak pada anak-anak kemungkinan terkait dengan virus flu biasa yang dikenal sebagai adenovirus. Badan kesehatan Inggris menyelidiki kemungkinan penyebab infeksi lain, termasuk Covid-19 atau penyebab lingkungan.
Peningkatan infeksi terjadi setelah Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa melaporkan sekitar 190 kasus hepatitis parah yang misterius, dan dialami oleh anak-anak di seluruh dunia. Wabah ini pertama kali dilaporkan di Inggris, dan sebagian besar menyerang anak-anak di bawah 10 tahun. Wabah tersebut kemudian diidentifikasi di 12 negara di seluruh dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 17 anak membutuhkan transplantasi hati. Sementara satu anak telah meninggal dunia.
Penderita hepatitis menunjukkan gejala urin berwarna keruh, mata dan kulit menguning (jaundice), kelelahan, demam, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, tinja berwarna terang, dan nyeri sendi. Sejauh ini, tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan hepatitis. Tetapi, ada obat-obatan dapat membantu mengurangi peradangan dan gejala lainnya.