REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani dekret yang bertujuan membalas sanksi ekonomi Barat terhadap negaranya. Organisasi internasional turut dibidik oleh Moskow.
Dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, dalam dekret tersebut entitas Rusia dilarang membuat kesepakatan dengan individu dan badan hukum asing di bawah tindakan pembalasan. Mereka pun dilarang mengekspor bahan mentah dan produk dari Rusia untuk kepentingan individu-individu terkait. Menurut dekret tersebut, langkah-langkah itu diambil untuk melindungi kepentingan nasional Rusia.
"Sebab tindakan tidak bersahabat yang bertentangan dengan hukum internasional oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara asing serta organisasi internasional yang bergabung dengan mereka ditujukan untuk secara tidak sah merampas Federasi Rusia, warga Rusia, dan badan hukum Rusia dari hak milik (mereka) serta membatasi hak milik mereka," demikian bunyi salah satu kalimat dalam dekret itu.
Pemerintah Rusia diinstruksikan menyetujui daftar individu yang dijatuhkan sanksi oleh Rusia dalam sepuluh hari. Jajaran terkait pun diminta menentukan kriteria tambahan untuk kesepakatan dan kewajiban dalam rangka pengategorian sebagai dilarangan sesuai dengan keputusan tersebut.
Kementerian Keuangan Rusia dan Bank Sentral Rusia akan memiliki hak untuk memberikan klarifikasi resmi tentang penerapan keputusan itu dengan pengecualian norma-norma operasi keuangan yang menguntungkan individu di bawah sanksi Rusia.
Saat ini Rusia sedang menghadapi sanksi ekonomi berlapis dari Barat. Ratusan perusahaan asing, terutama Barat, telah menangguhkan atau bahkan menghentikan aktivitas bisnisnya di Rusia. Sejumlah negara memberlakukan larangan ekspor-impor dengan Moskow.
AS, Uni Eropa, dan Inggris juga telah mengeluarkan Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT. Ia merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia.
SWIFT memungkinkan bank untuk memindahkan uang dengan cepat dan aman, mendukung triliunan dolar dalam arus perdagangan serta investasi. Dikeluarkannya Rusia dari SWIFT dianggap sebagai hukuman ekonomi terberat. Karena dengan sanksi itu, Moskow menjadi lebih terisolasi secara ekonomi dibandingkan sebelumnya.