REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (3/5/2022). Pada kesempatan itu, Putin menyampaikan bahwa Rusia siap menjalin dialog dan negosiasi dengan Ukraina.
“Presiden Rusia menjelaskan pendekatan mendasar untuk negosiasi dengan perwakilan Ukraina. Secara khusus, dia (Putin) menekankan bahwa meskipun Kiev tidak konsisten dan tidak siap untuk kerja serius, Rusia tetap terbuka untuk berdialog,” kata Kremlin dalam keterangan persnya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Saat berbicara dengan Macron, Putin juga menyampaikan bahwa negara-negara Uni Eropa mengabaikan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Ukraina. Putin secara khusus menyoroti aksi pengeboman Ukraina ke desa dan kota Donbas yang menyebabkan jatuhnya korban sipil.
“Barat mungkin berkontribusi untuk mengakhiri kejahatan ini dengan memberikan tekanan pada pihak berwenang di Kiev dan menghentikan pasokan senjata ke Ukraina,” kata Kremlin.
Di sela-sela pembahasan tentang konflik di Ukraina, Putin pun mengucapkan selamat kepada Macron karena berhasil terpilih kembali sebagai presiden Prancis untuk periode kedua. Percakapan tersebut merupakan yang pertama sejak Macron resmi memenangkan pilpres Prancis. Kedua pemimpin itu terakhir kali berdiskusi pada 29 Maret lalu.
Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, dia siap mengadakan pembicaraan dengan Putin guna mengakhiri pertempuran. “Tidak masalah apakah saya menginginkannya atau tidak. Selama tiga tahun terakhir yang saya miliki, yang diberikan rakyat kepada saya, saya siap untuk berdiskusi dengan presiden Rusia tentang akhir perang. Sekarang ini adalah sinyal yang sama (pernyataan Rusia tentang pembicaraan dengan Ukraina) yang mereka kirimkan sebelum mereka meluncurkan invasi skala besar. Saya menggarisbawahi sekali lagi bahwa mereka tidak siap untuk penyelesaian damai,” kata Zelenskyy.
Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama lebih dari dua bulan, terhitung sejak dimulainya serangan, yakni pada 24 Februari lalu. Menurut PBB, lebih dari 3.150 warga sipil di Ukraina telah tewas akibat serangan Rusia. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) memperkirakan akan ada sekitar 8,3 juta orang meninggalkan Ukraina tahun ini.
Sejauh ini, lebih dari 5 juta warga Ukraina sudah mengungsi ke negara-negara tetangga. Konflik Rusia-Ukraina telah memicu krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak berakhirnya Perang Dunia.