Kamis 05 May 2022 02:45 WIB

Pemimpin UE Usul Seluruh Anggota Blokir Impor Minyak Rusia

Uni Eropa minta 27 negara menghentikan impor minyak Rusia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meminta negara-negara anggota UE untuk menghentikan impor minyak mentah dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun.
Foto: AP/Jean-Francois Badias
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meminta negara-negara anggota UE untuk menghentikan impor minyak mentah dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemimpin Uni Eropa (UE) meminta blok yang terdiri dari 27 negara itu untuk melarang impor minyak dari Rusia pada Rabu (4/5/2022). Tindakan ini menjadi paket sanksi keenam yang menargetkan Moskow atas perangnya ke Kiev.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berbicara di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis. Dia meminta negara-negara anggota UE untuk menghentikan impor minyak mentah dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun.

"Kami akan memastikan bahwa kami menghapus minyak Rusia secara teratur, dengan cara yang memungkinkan kami dan mitra kami untuk mengamankan rute pasokan alternatif dan meminimalkan dampak pada pasar global," kata von der Leyen.

Proposal harus disetujui dengan suara bulat untuk dapat diberlakukan. Jika permintaan ini digulirkan kemungkinan besar akan menjadi bahan perdebatan sengit di antara para anggota UE.

Von der Leyen mengakui bahwa membuat 27 negara anggota untuk menyetujui sanksi minyak terhadap Rusia tidak akan mudah. Terlebih lagi beberapa di antara anggota UE terkurung daratan dan sangat bergantung pada Rusia untuk pasokan energi.

Baca juga : Ukraina Banjir Senjata

Selain masalah minyak, Von der Leyen juga mengusulkan agar bank terbesar Rusia Sberbank dan dua bank besar lainnya diputuskan dari sistem pembayaran perbankan internasional SWIFT. Ancaman tersebut sebelumnya telah digaungkan pula oleh Amerika Serikat (AS) setelah berbagai sanksi diterapkan sebelumnya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement