Kamis 05 May 2022 07:25 WIB

Helikopter Militer Rusia Langgar Wilayah Udara Finlandia

Helikopter militer Rusia melanggar wilayah udara Finlandia

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Sebuah helikopter militer Rusia melanggar wilayah udara Finlandia, Rabu (4/5/2022)
Foto: AP/Czarek Sokolowski
Sebuah helikopter militer Rusia melanggar wilayah udara Finlandia, Rabu (4/5/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI – Sebuah helikopter militer Rusia melanggar wilayah udara Finlandia, Rabu (4/5/2022). Hal itu terjadi saat Finlandia, bersama Swedia, tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Menurut Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Finlandia, aksi pelanggaran wilayah udara itu terjadi pada pukul 10:40 waktu setempat. “Jenis pesawatnya adalah helikopter Mi-17 dan kedalaman dugaan pelanggaran sekitar empat hingga lima kilometer,” katanya.

Itu merupakan pelanggaran wilayah udara kedua yang dilakukan Rusia terhadap Finlandia. Sebelumnya pada 8 April lalu, sebuah pesawat angkut sipil milik militer Rusia sempat memasuki wilayah udara Helsinki secara ilegal.

Akhir pekan lalu, sebuah pesawat pengintai Rusia juga dilaporkan telah melanggar wilayah udara Swedia.  “Sebuah pesawat baling-baling AN-30 Rusia melanggar wilayah udara Swedia pada Jumat (29/4/2022) malam,” kata Kemenhan Swedia dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (30/4/2022).

Baca juga : AS Kerahkan Intelijen untuk Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia di Medan Perang

Kemenhan Swedia mengungkapkan, pesawat Rusia tersebut terbang ke timur Bornholm, sebuah pulau Denmark di Baltik, sebelum menuju ke wilayah Swedia. Otoritas Swedia mengikuti pergerakan pesawat dan memotretnya saat ia memasuki wilayah udara negara tersebut.

Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist memprotes keras aksi pesawat pengintai Rusia itu. “Tindakan ini tidak profesional dan mengingat situasi keamanan secara umum sangat tidak tepat. Kedaulatan Swedia harus selalu dihormati,” ujarnya.

Pekan lalu Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Finlandia dan Swedia bisa bergabung dengan aliansi militer tersebut jika mereka memutuskan meminta keanggotaan. "Jika mereka memutuskan untuk melamar, Finlandia dan Swedia akan disambut dengan hangat dan saya berharap prosesnya berjalan cepat," kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussels, Belgia, pada 28 April lalu.

Baca juga : AS Kerahkan Intelijen untuk Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia di Medan Perang

Pada 14 April, Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan NATO tentang potensi keanggotaan Swedia dan Finlandia dalam aliansi tersebut. Menurutnya, jika kedua negara itu bergabung dengan NATO, Rusia harus meningkatkan pertahanannya dan tidak akan ada lagi pembicaraan tentang kawasan Baltik yang bebas nuklir.

“Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik, keseimbangan harus dipulihkan. Sampai hari ini Rusia belum mengambil tindakan seperti itu dan tidak akan melakukanya,” kata Medvedev.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement