Kamis 05 May 2022 09:45 WIB

Reporter Televisi Ukraina yang Jadi Prajurit Selama Perang Tewas

Oleksandr Makhov jurnalis kedelapan yang tewas dalam invasi Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Seorang jurnalis melewati tempat perlindungan di dekat sebuah rumah apartemen setelah penembakan oleh separatis pro-Rusia di desa Novoluhanske, wilayah Luhansk, Ukraina, Sabtu, 19 Februari 2022.
Foto: AP/Oleksandr Ratushniak
Seorang jurnalis melewati tempat perlindungan di dekat sebuah rumah apartemen setelah penembakan oleh separatis pro-Rusia di desa Novoluhanske, wilayah Luhansk, Ukraina, Sabtu, 19 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan reporter televisi yang memutuskan menjadi tentara setelah Rusia menyerang negaranya tewas dalam pertempuran di luar Kota Izyum. Oleksandr Makhov jurnalis kedelapan yang tewas dalam invasi yang berlangsung selama dua bulan.

Makhov yang berusia 36 tahun dikenal atas laporannya di zona konflik. Ia pernah meliput di Antartika. Makhov juga bertempur dalam konflik tahun 2014 setelah pengguna bahasa Rusia menggelar pemberontakan di dua wilayah di Ukraina timur.

"Tulus dan patriotik, dan tanpa pernah dengan keangkuhan, dan ia selalu menjadi salah satu yang paling berani, di antara yang berada di garis depan," kata Zelenskyy dalam pidato rutinnya, Rabu (4/5/2022) malam.

Sebelumnya dilaporkan pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka target-target di Ukraina timur. Moskow membombardir pabrik baja yang menjadi benteng terakhir Ukraina di Kota Mariupol.

Setelah meringkuk di pabrik baja Azovstal selama berminggu-minggu sejumlah orang berhasil melakukan evakuasi dari Mariupol dengan bantuan PBB dan Palang Merah. Mereka tiba di Zaporizhzhia, wilayah yang cukup aman dan dikuasai pemerintah Ukraina.

Serangan Rusia terbaru ke wilayah Donetsk  menewaskan 21 orang dan melukai 21 lainnya. Dalam unggahannya di media sosial, Selasa (4/6/2022) Gubernur Pavlo Kyrylenko mengatakan angka itu termasuk 10 orang yang tewas di pabrik soda di kota Avdiivka.

Total warga sipil yang tewas dalam serangan ini tertinggi setelah serangan ke stasiun rel kereta di Kota Kramatorsk bulan lalu. Lebih dari 50 orang yang tewas dalam serangan itu.

Serangan dan tembakan Rusia juga semakin intensif di Luhansk. Gubernur Serhiy Haida mengatakan Popasna menjadi daerah yang paling terdampak hingga mustahil menggelar evakuasi dari sana.

"Tidak ada kota yang aman di wilayah Luhansk," katanya di Telegram.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement