REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Mantan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengatakan, Rusia seharusnya tidak pernah menginvasi Ukraina. Tetapi dia yakin Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga patut disalahkan atas perang itu seperti halnya Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Time yang diterbitkan pada Rabu (4/5/2022), Lula mengatakan, Presiden AS Joe Biden semestinya dapat berbuat lebih banyak untuk mencegah konflik ketimbang menyulut provokasi. Lula mengatakan, para pemimpin Barat justru mendorong perang daripada berfokus pada negosiasi tertutup untuk menghentikan pertempuran.
"Saya melihat Presiden Ukraina, berbicara di televisi, dan mendapat tepuk tangan meriah dari semua anggota parlemen Eropa. Orang ini juga harus bertanggung jawab dalam perang di negaranya seperti Putin. Karena dalam perang, tidak hanya satu orang yang bersalah," ujar Lula.
Lula mengatakan Biden dan para pemimpin Uni Eropa gagal melakukan negosiasi dengan Rusia menjelang invasi ke Ukraina pada Februari. Menurut Lula, Biden semestinya bisa terbang ke Moskow dan berbicara dengan Putin sebelum perang meletus.
"Amerika Serikat memiliki banyak pengaruh politik. Dan Biden bisa saja menghindari perang, bukan menghasutnya. Biden bisa saja naik pesawat ke Moskow untuk berbicara dengan Putin. Ini adalah sikap yang Anda harapkan dari seorang pemimpin," kata Lula.
Lula mengatakan, Amerika Serikat dan Uni Eropa dapat menghindari invasi dengan menyatakan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO. "Putin seharusnya tidak menginvasi Ukraina. Tapi bukan hanya Putin yang bersalah. AS dan Uni Eropa juga bersalah," kata Lula.
Lula adalah calon terdepan untuk pemilihan presiden Brasil pada Oktober mendatang. Dia akan bersaing dengan Presiden Jair Bolsonaro yang berharap dapat terpilih kembali.