REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ibu negara Amerika Serikat Jill Biden berencana untuk meninggalkan Washington pada Kamis (5/5/2022) untuk tur ke Rumania dan Slovakia untuk bertemu para pengungsi Ukraina pada Hari Ibu selama akhir pekan. Kunjungan Jill Biden itu untuk menekankan komitmen AS terhadap pengungsi Ukraina.
Selama perjalanan empat hari, istri Presiden Joe Biden itu dijadwalkan bertemu dengan para anggota layanan dan personel kedutaan besar AS, orang tua dan anak-anak Ukraina yang terlantar, pekerja bantuan kemanusiaan dan guru, kata pihak kantor Ibu Negara AS itu.
Jill Biden, yang mengajar bahasa Inggris dan menulis di sebuah kampus komunitas di Virginia, akan bertemu dengan ibu negara Rumania Carmen Iohannis yang juga seorang guru bahasa Inggris. Selain itu, Jill Biden juga akan bertemu Presiden Slowakia Zuzana Caputova.
Pada Ahad (8/5/2022), yang diperingati sebagai Hari Ibu di Amerika Serikat, Jill Biden akan bertemu ibu-ibu dan anak-anak pengungsi Ukraina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang Rusia melawan Ukraina.
Istri presiden AS tidak terlalu berperan sebagai pembuat kebijakan, tetapi sering memainkan peran untuk "soft power", membawa pesan pemerintahan kepada para pemilih dan di luar negeri. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Ketua DPR Nancy Pelosi semuanya telah mengunjungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kiev. Presiden Biden mengunjungi Polandia pada Maret.
Lebih dari 840.000 orang Ukraina telah melarikan diri ke Rumania, dan sekitar 80.000 orang masih tinggal. Televisi pemerintah Rumania akan menayangkan pelajaran bahasa secara mingguan untuk anak-anak mulai Jumat meskipun hanya 2.000 anak Ukraina yang terdaftar di sekolah Rumania.
Lebih dari 380.000 orang Ukraina telah memasuki Slowakia sejak awal perang, tetapi sebagian besar melakukan perjalanan lebih jauh ke negara-negara Eropa lainnya.
Slowakia telah menjadi pendukung kuat Ukraina. Negara itu mengirimkan bantuan dan senjata termasuk satu-satunya baterai sistem pertahanan udara S-300 era Soviet miliknya.