REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Sebuah studi baru mencatat pada Kamis (5/5/2022) bahwa rasisme oleh pihak berwenang di Jerman adalah masalah serius di negara tersebut. Studi juga mencatat bahwa masih banyak perilaku rasis dan diskriminatif dalam kehidupan sehari-hari rakyat Jerman.
Menurut studi oleh DeZIM Institute yang berbasis di Berlin, dari 5.000 orang yang disurvei dalam studi perwakilan nasional, 65 persen mengatakan mereka percaya ada masalah diskriminasi rasial oleh otoritas negara di Jerman.
"Rasisme struktural dan institusional dipandang sebagai masalah oleh banyak orang di negara ini," ujar direktur institut tersebut, Naika Foroutan, seperti dikutip laman Anadolu Agencies, Jumat (6/5/2022).
Kekhawatiran ini diangkat tidak hanya oleh migran atau kelompok minoritas, namun juga oleh berbagai segmen masyarakat. Foroutan mengatakan, banyak insiden rasisme juga dilaporkan dalam pekerjaan, perumahan dan pendidikan.
"Rasisme telah menjadi masalah sehari-hari di Jerman. Ini tidak hanya mempengaruhi minoritas, tetapi masyarakat secara keseluruhan, secara langsung atau tidak langsung," ujarnya.
Hampir 45 persen responden mengatakan bahwa mereka telah menyaksikan insiden rasis setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka. Sementara 22 persen dari peserta mengatakan bahwa mereka pernah mengalami rasisme secara langsung.
Survei menemukan bahwa 50 persen responden setuju dengan pernyataan 'Kita hidup dalam masyarakat yang rasis.' Studi tersebut juga menunjukkan, bahwa Muslim, Yahudi, orang keturunan Afrika atau Asia, migran Eropa Timur, Roma, dan Sinti adalah komunitas yang sering mengalami diskriminasi rasial di Jerman.
Foroutan pun meminta para politisi untuk mengambil sikap yang lebih aktif melawan rasisme dan mengembangkan kebijakan jangka panjang untuk mengatasi masalah tersebut. "Studi kami menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Jerman akan mendukung ini," katanya.