REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melaporkan adanya penyakit langka yang menyerang salah seorang warga di Inggris. Warga tersebut didiagnosis terinfeksi cacar monyet langka seusai kepulangannya dari Nigeria, Afrika Barat.
Cacar monyet diketahui disebabkan virus monkeypox, anggota keluarga virus yang sama dengan cacar, meskipun jauh lebih ringan dan para ahli mengatakan kemungkinan infeksinya rendah. Itu kali pertama penyakit ini terlihat di Inggris, penyakit ini sering terjadi di sebagian besar negara Afrika Tengah dan Afrika Barat dan wilayah yamg berada di dekat hutan hujan tropis.
Prof Jonathan Ball, profesor virologi molekuler, Universitas Nottingham, mengatakan, berdasarkan fakta hanya satu dari 50 kontak dari pasien awal yang terinfeksi cacar monyet yang menunjukkan betapa buruknya infeksi virus. Sementara Wakil Direktur, Layanan Infeksi Nasional di Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) mengatakan, sangat salah bila berpikir wabah ini menjadi wanah nasional.
"Penting untuk menekankan cacar monyet tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang dan risiko keseluruhan untuk masyarakat umum sangat rendah," ujarnya, dilansir dari BBC News, Ahad (8/5/2022).
Masih dilansir BBC News, dua dari pasien yang terinfeksi di Inggris melakukan perjalanan dari Nigeria. Sehingga, kemungkinan mereka menderita jenis virus Afrika Barat, yang umumnya ringan, tetapi ini belum dikonfirmasi. Kasus ketiga adalah seorang petugas kesehatan yang tertular virus dari salah satu pasien.
Adapun, gejala awal dari cacar monyet ini adalah demam, sakit kepala, bengkak, sakit punggung, nyeri otot, dan badan lesu. Setelah demam biasanya akan muncul ruam yang sering dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, paling sering pada telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam, yang bisa sangat gatal, berubah dan melewati tahap yang berbeda sebelum akhirnya membentuk keropeng, yang kemudian rontok. Lesi dapat menyebabkan jaringan parut. Infeksi biasanya hilang dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari.
Untuk penularannya, cacar monyet bisa menular ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung atau mulut. Itu juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian.
Kabar baiknya, sebagian besar laporan menunjukkan, virus ini ringan, terkadang menyerupai cacar air, dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, cacar monyet terkadang bisa lebih parah, dan telah dilaporkan menyebabkan kematian di Afrika barat.
Virus itu pertama kali diidentifikasi pada 1970 dari monyet penangkaran dan telah terjadi wabah sporadis yang dilaporkan di 10 negara Afrika. Pada 2003 pernah juga terjadi wabah di Amerika Serikat, ini adalah kali pertama penyakit itu terlihat di luar Afrika.
Pasien tertular penyakit dari kontak dekat dengan anjing padang rumput yang telah terinfeksi oleh berbagai mamalia kecil yang dikirim ke negara itu. Sebanyak 81 kasus dilaporkan, tetapi tidak ada yang mengakibatkan kematian.
Kemudian, pada 2017, Nigeria mengalami wabah terbesar setelah sekitar 40 tahun setelah negara itu memiliki kasus cacar monyet terakhir yang dikonfirmasi. Ada 172 kasus suspek cacar monyet, dan 75 persen korban adalah laki-laki berusia antara 21 dan 40 tahun.
Hingga kini, tidak ada pengobatan untuk cacar monyet, tetapi wabah dapat dikendalikan dengan pencegahan infeksi. Vaksinasi terhadap cacar telah terbukti 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet, dan kadang-kadang masih digunakan.