REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan pada Jumat (6/5/2022) memberlakukan pembatasan ekspor ke Belarus, karena negara itu menuduh Belarusia “berpartisipasi aktif dalam invasi Rusia ke Ukraina.”
Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan mengatakan perusahaan di negaranya tidak akan diizinkan mengekspor “barang-barang teknologi tinggi strategis” ke Belarusia tanpa “izin khusus.” Taipei juga memberlakukan pembatasan serupa terhadap Moskow bulan lalu.
Belarusia, yang merupakan sekutu dekat Rusia, telah dijatuhkan sanksi oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa (UE), dan Jepang atas perang di Ukraina.
Namun, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membantah terlibat dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Sebuah pernyataan terpisah dari Kementerian Luar Negeri Taiwan mengutuk Belarusia karena “membantu invasi Moskow dengan mengizinkan pasukan Rusia melakukan latihan militer di wilayahnya dekat perbatasan dengan Ukraina sebelum invasi diluncurkan pada 24 Februari,” lapor kantor berita lokal Focus Taiwan.
Taipei telah menyatakan dukungannya kepada Ukraina, terutama karena pengamat percaya tindakan Rusia dapat direplikasi oleh China jika pernah mencoba untuk memperlakukan Taiwan, yang disebutnya sebagai "provinsi yang memisahkan diri," di bawah kendali China.
Taipei telah bersikeras akan kemerdekaannya sejak 1949 dan mempertahankan hubungan diplomatik dengan setidaknya 14 negara.