REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Kelompok ISIS pada Ahad (8/5/2022) mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan yang menewaskan satu perwira dan 10 tentara Mesir di Semenanjung Sinai. Demikian kata kelompok tersebut di Telegram.
Insiden itu merupakan serangan paling mematikan dalam beberapa tahun belakangan di Sinai Utara, di mana pasukan keamanan Mesir memerangi kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. Serangan terjadi pada Sabtu pagi di jalan yang mengarah ke timur dari Terusan Suez ke Hasanah di Sinai Utara, menurut dua sumber keamanan.
Sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan itu mengungkapkan bahwa milisi menyerang dengan kendaraan yang dilengkapi bom dan menembakkan senjata berat yang dipasang di truk pikap sebelum bala bantuan militer melawan mereka dan mengejarnya. "Elemen teroris sedang dikejar dan dikepung di daerah terpencil di Sinai," kata juru bicara Mesir Gharib Abdel Hafez lewat pernyataan.
Menurutnya lima orang lainnya terluka dalam peristiwa tersebut. Sejak 2018 militer telah memperluas kendali atas daerah pesisir Sinai Utara antara Jalur Gaza di timur dan Terusan Suez di barat sehingga memungkinkan sejumlah kegiatan sipil dan pengembangan infrastruktur aktif kembali. Namun, serangan sporadis masih terjadi ketika para milisi mencari perlindungan di daerah gurun di selatan pantai dan menggunakan berbagai taktik seperti menembak dan memasang alat peledak.