REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (9/5) menggambarkan, operasi militer di Ukraina sebagai langkah pencegahan terhadap potensi agresi Barat. Dia mengatakan, pasukan yang berada di Ukraina sedang berjuang untuk keamanan Rusia.
Dalam pidato peringatan Hari Kemenangan ke-77 Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, Putin tidak memberikan penilaian apa pun tentang kemajuan perang di Ukraina yang telah memasuki pekan ke-11. Putin mengatakan, Rusia berada di bawah ancaman negara-negara Barat dan NATO. Putin menuduh Barat dan NATO mempersiapkan serangan terhadap Krimea, yang dianeksasi oleh pasukan Moskow dari Ukraina pada 2014.
“Tahun lalu, kami menyarankan kepada negara-negara NATO bahwa kami menandatangani perjanjian keamanan, tetapi mereka tidak ingin mendengar kami, mereka memiliki rencana yang sama sekali berbeda, dan serangan terhadap Krimea sedang dipersiapkan,” kata Putin di Moskow, dilansir Aljazirah.
“Aliansi (NATO) memulai pengembangan militer di wilayah yang berdekatan dengan kami dan pertempuran itu tak terhindarkan," kata Putin menambahkan.
Peringatan Hari Kemenangan digelar di Lapangan Merah. Parade militer besar-besaran memamerkan berbagai persenjataan canggih mulai dari tank, roket, dan rudal balistik antarbenua. Dalam kesempatan tersebut, Putin memuji pasukan Rusia yang bertempur di wilayah Donbas, Ukraina Timur.
“Anda berjuang untuk masa depan Tanah Air Anda. Kematian setiap prajurit dan perwira sangat menyakitkan bagi kami. Negara akan melakukan segalanya untuk mengurus keluarga-keluarga ini," ujar Putin.
Putin mengakhiri pidatonya dengan seruan kemenangan atas perang di Ukraina kepada seluruh pasukan militer Rusia. "Untuk Rusia, untuk kemenangan," ujarnya.
Kementerian Pertahanan Inggris memperingatkan, Rusia kekurangan amunisi berpemandu presisi dan mulai menggunakan roket yang lebih tidak akurat. Namun, kantor berita Interface mengutip Wakil Perdana Menteri Yuri Borisov mengatakan, Rusia memiliki amunisi yang cukup dan sedang mengembangkan rudal hipersonik generasi baru untuk melakukan serangan dari udara, darat dan laut.
Putin telah berulang kali menyamakan perang di Ukraina dengan tantangan yang dihadapi Uni Soviet ketika Adolf Hitler menginvasi pada 1941. Putin menyebut operasi militer di Ukraina bertujuan untuk melawan nasionalis berbahaya yang diilhami “Nazi”.
Ukraina dan Barat menolak tuduhan Nazisme yang dilontarkan Putin. Mereka mengatakan, Putin melancarkan perang yang tidak beralasan dalam upaya untuk membangun kembali Uni Soviet.