REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Paus Fransiskus telah menunda rencana kunjungannya ke Lebanon yang diagendakan bulan depan. Hal itu dikonfirmasi Menteri Pariwisata Lebanon Walid Nassar, Senin (9/5/2022).
Dikutip laman Asharq Al-Awsat, Nassar mengungkapkan, penundaan agenda kunjungan tersebut dikarenakan kondisi kesehatan Paus Fransiskus. Kendati demikian, Nassar tak mengungkap secara spesifik tentang apa yang tengah diderita atau dialami Paus Fransiskus.
Sebelumnya Nassar mengatakan bahwa dia sedang menunggu keterangan resmi dari Vatikan tentang penundaan agenda kunjungan Paus Fransiskus ke Lebanon. Ia pun sempat menyampaikan, jika kunjungan memang ditunda, hal itu tidak akan berlangsung lama. Oleh sebab itu persiapan lawatan bakal tetap berjalan.
Kemudian saat diwawancara kantor berita resmi Lebanon, Nassar mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menerima surat dari Vatikan. Dalam surat itu Vatikan secara resmi menyampaikan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Lebanon ditunda. Vatikan menyatakan, tanggal baru untuk kunjungan akan diumumkan segera setelah ditentukan.
Paus Fransiskus diagendakan mengunjungi Lebanon pada pertengahan Juni mendatang. Kunjungannya ke negara yang tengah dilanda krisis tersebut telah lama dinantikan. "Utusan Apostolik Joseph Spiteri memberi tahu Presiden Michel Aoun bahwa Paus Fransiskus akan mengunjungi Lebanon Juni mendatang," kata kantor kepresidenan Lebanon dalam sebuah pernyataan pada 5 April lalu, dikutip laman Gulf Today.
Dalam pernyataan itu diungkapkan secara eksplisit bahwa rakyat Lebanon telah menunggu kunjungan Paus Fransiskus. “Rakyat Lebanon menunggu kunjungan ini selama beberapa waktu untuk mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia (Paus Fransiskus) atas dukungannya,” katanya.
Paus Fransiskus telah menyampaikan keinginannya mengunjungi Lebanon pada berbagai kesempatan. Dia juga menyuarakan keprihatinan tentang situasi di negara yang kini terhuyung-huyung di bawah krisis keuangan dan ekonomi.
Lebanon adalah negara dengan mayoritas Muslim. Namun dari total populasi 6,8 juta orang, sepertiga di antaranya beragama Kristen. Hal itu menjadikan Lebanon sebagai rumah bagi salah satu komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah.