REPUBLIKA.CO.ID., DIYARBAKIR -- Setelah jeda tujuh tahun, sebuah gereja Armenia abad ke-16, yang mengalami kerusakan akibat serangan teroris sebelum direstorasi oleh pemerintah Turki, dibuka kembali untuk kebaktian pada Ahad (8/5/2022).
Kebaktian pertama di Gereja Armenia Surp Giragos dipimpin oleh Sahak Mashalian, patriark Armenia Turki.
Berbicara kepada Anadolu Agency, Mashalian mengatakan bahwa warga Istanbul dan seluruh Turki Anatolia datang ke Diyarbakir untuk menghadiri kebaktian tersebut.
"Kami beribadah kami di tempat yang indah dan bersejarah ini. Lingkungan yang benar-benar mengesankan," katanya.
“Tempat ini sebenarnya adalah monumen masa lalu kota ini yang multi-warna, multi-agama, dan multi-denominasi.”
Dia menambahkan: “Saya berharap keragaman ini akan dipahami sebagai harta karun dan kita semua akan hidup bersama di negara ini dalam kebahagiaan dan kedamaian di bawah bendera ini.”
Menyinggung tentang restorasi dua gereja lokal senilai USD2,14 juta, Mashalian memuji Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena mempelopori upaya tersebut.
"Saya secara khusus berterima kasih kepada presiden kami atas dorongannya. Dia secara pribadi menangani renovasi gereja ini dan memberikan instruksi yang diperlukan."
Dia mengatakan ada gereja lain di wilayah tersebut yang membutuhkan restorasi.
"Dengan restorasi pemerintah, wilayah ini benar-benar dapat berubah menjadi pusat wisata yang terkenal di dunia."
Talin Gokdemir, yang melakukan perjalanan dari Istanbul untuk kebaktian, mengatakan: "Kami sangat senang bahwa gereja ini telah dibuka kembali di Diyarbakir. Kami mengadakan ritual di sini dan berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaan semua orang."
Menjelang kebaktian hari Minggu, para pejabat Turki pada hari Sabtu telah secara resmi membuka kembali gereja tersebut dan menyebutnya sebagai “kegembiraan” karena kembali melayani kebaktian.