REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat Pentagon pada Senin (9/5/2022) mengatakan, ratusan pasukan Ukraina telah menyelesaikan pelatihan senjata baru di Amerika Serikat (AS). Pejabat itu mengatakan bahwa 310 tentara Ukraina telah menyelesaikan pelatihan howitzer M777 buatan AS.
"Jumlah pasukan yang mengikuti pelatihan naik dari sekitar 200 (pasukan terlatih) satu minggu yang lalu," ujar pejabat itu, dilansir Alarabiya, Selasa (10/5/2022).
Saat ini, sebanyak 50 orang Ukraina lainnya sedang dalam pelatihan. Amerika Serikat telah memulai kelas pelatihan baru selama dua minggu tentang pemeliharaan sistem.
Pejabat Pentagon yang berbicara dengan syarat anonim tersebut mengatakan, ada 20 orang Ukraina yang mengikuti pelatihan drone Phoenix Ghost. Drone ini khusus yang disediakan AS untuk Ukraina
"Kami sedang bekerja untuk memasukkan (drone) lainnya ke sana,” kata pejabat itu.
Sementara 15 tentara Ukraina lainnya telah menyelesaikan pelatihan tentang sistem pertahanan udara, dan 60 tentara telah menyelesaikan pelatihan tentang pengangkut personel lapis baja M113.
Ukraina telah melakukan perlawanan yang efektif dan menghambat kemajuan Rusia di Donbas.
Tetapi Kremlin telah meningkatkan jumlah kelompok taktis batalion (BTG) menjadi dari sekitar 92 menjadi 97 dalam beberapa hari terakhir. Pejabat Pentagon itu mengatakan, pasukan Rusia terus gagal mematuhi perintah dari jenderal mereka di Donbas.
“Mereka belum benar-benar mencapai kemajuan signifikan pada garis sumbu yang mereka antisipasi untuk dicapai di Donbas utara. Mereka ditentang dengan sangat efektif oleh Ukraina. Kami masih melihat mereka [Rusia] berjuang untuk memasok pasukan mereka," kata pejabat pertahanan itu.
Pejabat Pentagon mengatakan bahwa sanksi AS mulai berdampak pada kemampuan Rusia untuk mengisi kembali persediaan senjatanya. “Mereka telah meledakkan banyak PGM (rudal berpemandu presisi) mereka. Mereka memiliki masalah inventaris dengan PGM mereka, dan kami yakin sanksi dan kontrol ekspor, terutama dengan komponen elektronik, telah sebuah dampak," kata pejabat itu.
Washington dan Eropa telah memberlakukan sanksi berat terhadap oligarki Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin. Sebagian besar negara Barat telah mengeluarkan larangan atas barang-barang mewah dan minyak Rusia, menyusul invasi Rusia ke Ukraina.