Kamis 12 May 2022 12:41 WIB

Importir Rusia Gandeng Perusahaan Kecil India untuk Hindari Sanksi

Importir Rusia menggandeng usaha kecil India demi hindari sanksi internasional

Importir Rusia menggandeng usaha kecil India untuk mengamankan produk segar, suku cadang mobil, peralatan medis, dan barang-barang penting lainnya yang semakin langka karena sanksi internasional
Foto: AP/Patrick Semansky
Importir Rusia menggandeng usaha kecil India untuk mengamankan produk segar, suku cadang mobil, peralatan medis, dan barang-barang penting lainnya yang semakin langka karena sanksi internasional

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Importir Rusia menggandeng usaha kecil India untuk mengamankan produk segar, suku cadang mobil, peralatan medis, dan barang-barang penting lainnya yang semakin langka karena sanksi internasional, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini di Rusia dan India mengatakan Kamis (12/5/2022)

Pemain sektor swasta di Rusia telah bertemu dengan pemasok potensial di kota-kota besar India dan membuka rekening bank khusus di dalam negeri untuk transaksi rubel ke rupee, dengan restu dari kedua pemerintah, kata sumber tersebut.

Ketika konflik Ukraina berlarut-larut dan sanksi diperketat di sekitar ekonomi Rusia, taruhannya meningkat baik untuk bisnis Rusia yang membutuhkan barang luar negeri maupun untuk perusahaan global besar yang ingin menghindari bisnis tersebut, agar mereka tidak melanggar aturan sanksi.

Di India, salah satu ekonomi dunia yang paling menonjol untuk melanjutkan perdagangan dengan Rusia, ini menyoroti usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai jalur perdagangan potensial yang, meskipun ukurannya terbatas, dapat tetap berada di bawah radar sanksi.

"Sangat jelas bahwa konglomerat besar India yang memiliki eksposur ke Barat tidak akan melakukan bisnis dengan perusahaan Rusia," kata seorang pejabat senior kementerian luar negeri India yang berbasis di New Delhi.

"Tetapi UKM dapat mengekspor dan menyelesaikan pembayaran melalui bank yang tidak berada di bawah rezim sanksi Barat."

Pejabat itu, yang meminta anonimitas mengatakan perwakilan dari kamar dagang Rusia sedang melakukan perjalanan ke New Delhi, Mumbai dan Bengaluru untuk mengidentifikasi perusahaan yang bersedia mendirikan anak perusahaan baru atau usaha patungan untuk mengekspor barang ke Rusia. Mereka terutama mencari barang-barang konsumen yang tahan lama, suku cadang untuk sektor transportasi, peralatan medis, bahan konstruksi untuk proyek infrastruktur besar, dan makanan beku menjelang musim dingin, kata pejabat itu.

Di antaranya, pedagang Rusia di Mumbai pekan ini bertemu dengan eksportir sayuran dan suku cadang untuk sektor angkutan umum.

"Kami tidak menghadapi kekurangan pangan saat ini, tetapi sangat penting untuk mengamankan rantai pasokan yang stabil dalam 60 hari ke depan," kata pedagang itu.

Tiga pejabat senior pemerintah lainnya dan satu pejabat perbankan yang berbasis di New Delhi, Moskow dan St. Petersburg mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Rusia secara aktif membuka rekening di Commercial-Indo Bank LLC, sebuah perusahaan patungan antara dua bank India dengan kantor pusat di Moskow.

Apa yang disebut rekening Nostro ini, yang digunakan di era Soviet terutama untuk menyelesaikan transaksi internasional dengan mengubah mata uang dalam negeri ke mata uang asing, menyediakan mekanisme pembayaran langsung dari rubel ke rupee untuk perdagangan antara kedua negara ketika ketegangan tinggi antara Washington dan Moskow.

Pejabat di Commercial-Indo Bank dan dua bank induknya, State Bank of India dan Canara Bank, tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters. Kedutaan India di Moskow dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia menolak berkomentar. Kementerian perdagangan dan luar negeri India tidak berkomentar.

Seorang pejabat senior pemerintah yang mengetahui masalah ini di New Delhi menambahkan bahwa Rusia menawarkan kapal khusus untuk kargo bersama dengan asuransi dan re-asuransi, karena tidak ada bank Eropa yang akan menyediakannya, meskipun sumber di kementerian keuangan dan luar negeri India mengatakan persyaratannya masih dalam diskusi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement