REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Raja Yordania Abdullah II mengunjungi Pentagon, Kamis (12/5/2022). Kunjungannya ke sana disambut Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin.
Sebelum memasuki gedung, Raja Abdullah II disambut dengan upacara penghormatan di luar Pentagon. Setelah itu, dia dan Austin, didampingi delegasi masing-masing melangsungkan pertemuan di dalam. Pada kesempatan itu, Austin dan Raja Abdullah membahas berbagai isu dan tantangan keamanan yang dihadapi kedua negara.
“Kemitraan kami dengan Yordania lebih penting dari sebelumnya. Dan itu karena persahabatan lama kami, serta ancaman yang kami hadapi saat ini, termasuk dukungan Iran untuk terorisme, maraknya penyelundupan narkoba di Levant, dan ancaman berkelanjutan dari organisasi ekstremis kekerasan seperti ISIS,” kata Austin.
Austin dan Raja Abdullah II turut membahas tentang konflik di Ukraina dan eskalasi kekerasan baru-baru ini di Yerusalem Timur. Yordania diketahui merupakan pihak yang mempunyai otoritas dan tanggung jawab sebagai penjaga situs-situs suci keagamaan di Yerusalem Timur.
Pada 25 April lalu, Presiden AS Joe Biden sempat melakukan percakapan via telepon dengan Raja Abdullah II. Kala itu, Biden menyampaikan harapannya bahwa situasi di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa damai menjelang akhir Ramadan. Sepanjang Ramadan lalu, warga Palestina terlibat beberapa kali bentrok dengan pasukan keamanan Israel di sekitar kompleks Al-Aqsa.
Dalam pembicaraan itu, Biden turut menekankan pentingnya melindungi status quo Masjid Al-Aqsa. Sementara itu Raja Abdullah II menjelaskan tentang langkah yang diambil Yordania merespons eskalasi di kompleks Al-Aqsa.
“Raja memberi penjelasan kepada Presiden (Biden) tentang keterlibatannya baru-baru ini di kawasan, dan Presiden menekankan komitmen AS terhadap stabilitas regional serta Timur Tengah,” kata Gedung Putih dalam keterangan persnya.
Pada 15 April lalu, pasukan Israel melakukan penggerudukan ke kompleks Al-Aqsa. Momen itu terjadi saat ribuan Muslim di sana hendak menunaikan salat subuh. Israel mengatakan, pada awalnya pasukannya memasuki kompleks Al-Aqsa untuk mengangkut batu-batu yang dikumpulkan sekelompok warga di area situs suci umat Islam tersebut.
Pasukan Israel berusaha mencegah agar batu itu tak digunakan untuk menyerang mereka. Menurut kepolisian Israel, mereka mulai melakukan penyerbuan setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah. Lebih dari 150 warga Palestina mengalami luka-luka dalam kejadian itu.