ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa menegaskan kembali rencana pemerintah untuk memperkenalkan Konstitusi baru.
"Kami masih mempertahankan tekad kami untuk menyelamatkan negara kami dari Konstitusi yang masih ada saat ini, yang merupakan produk rezim kudeta," kata Erdogan pada upacara di ibu kota Ankara yang memperingati 154 tahun pengadilan administrasi tertinggi di negara itu.
Erdogan telah mendorong agar Konstitusi baru dirancang di bawah pemerintahan sipil untuk menggantikan konstitusi saat ini yang diperkenalkan setelah kudeta militer pada 1980.
Pada acara tersebut, dia menggarisbawahi berbagai upaya pemerintahnya di parlemen untuk memperkenalkan Konstitusi baru, yang dirancang dengan pendekatan demokratis dan ditulis dalam bahasa sederhana.
"Dengan tujuan ini, kami bahkan memimpin pembentukan komite parlemen dengan jumlah anggota yang sama dari semua partai," ujar dia, sambil menambahkan bahwa upaya ini selalu digagalkan karena "sikap yang tidak dapat didamaikan dan obstruktif" dari partai-partai oposisi.
Namun, dia bersumpah untuk meloloskan "Konstitusi sipil, libertarian, dan inklusif" ketika ada kesempatan.
Menekankan langkah mengubah Konstitusi dan undang-undang lainnya bukanlah hal yang buruk, Erdogan mengungkapkan bahwa kualitas penegak hukum "sama pentingnya dengan keakuratan undang-undang."
"Sebagai seorang politisi yang mengalami banyak tuduhan, pelecehan, dan hukuman yang melanggar hukum, saya telah berusaha untuk memperkuat supremasi hukum di Turki sejak saya menjabat," tutur dia.
"Melalui reformasi yang kami buat, kami telah mengkonsolidasikan supremasi hukum di berbagai bidang mulai dari Konstitusi hingga undang-undang, dari praktik administrasi hingga konvensi internasional," tukas Erdogan.