REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membahas isu ketahanan pangan akibat perang di Ukraina dalam pertemuan dengan para menlu negara-negara G7 yang berlangsung secara daring pada Jumat (13/5). Retno menyampaikan dalam pertemuan itu bahwa perang di Ukraina telah berdampak pada ketahanan pangan global yang juga sangat dirasakan oleh negara berkembang, menurutketerangan tertulis Kemlu RI, Sabtu.
Menurut dia, upaya harus dilakukan agar isu kelangkaan dan harga pangan yang tinggi dapat dicegah, termasuk dengan tidak memasukkan pangan ke dalam sanksi. Indonesia juga mengingatkan mengenai pentingnya pupuk, sebagai bagian upaya menjaga ketahanan pangan, kata Retno.
Pertukaran pandangan antara Menlu RI dalam kapasitas Indonesia sebagai PresidenG20 dan para menlu G7 dalam pertemuan tersebut dinilai berjalan sangat positif.Tidak ada satu pun negara yang menginginkan G20 terpecah, kata dia, dan diskusi dilaksanakan dengan semangat untuk mencari solusi terhadap situasi yang tidak mudah saat ini.
Terkait G20, negara-negara G7 memahami situasi kompleks dan sulit yang dihadapi saat ini, dan semua peserta pertemuan memberikan dukungan terhadap presidensi Indonesia. Retno juga menyampaikan undangan kepada para menlu G7 untuk menghadiri pertemuan menlu G20 di Bali pada Juli mendatang, untuk melanjutkan diskusi secara terbuka dan konstruktif.Pertemuan dengan Blinken.
Pada hari yang sama di sela-sela KTT ASEAN-AS yang berlangsung di Washington, Menlu Retno juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat Antony Blinken guna membahas kerja sama bilateral, regional, dan berbagai isu global yang menjadi perhatian bersama.Blinken menyampaikan apresiasi atas peran dan kepemimpinan Indonesia, baik sebagai koordinator kemitraan ASEAN-AS maupun kepemimpinan Indonesia di ASEAN, dan beberapa isu global seperti Afghanistan.