REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Barat menjatuhkan sanksi kepada Belarusia yang dianggap telah membantu Rusia. Menteri Belarusia Roman Golovchenko mengatakan pada Ahad (15/5/2022) malam sanksi itu telah memblokir ekspor tahunan senilai 16-18 miliar dolar AS ke Barat.
Belarusia dan Rusia terkena sanksi setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dari wilayah Rusia dan Belarusia dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" yang dirancang untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya. Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan bahwa perang adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.
"Karena sanksi, hampir semua ekspor Belarusia ke negara-negara Uni Eropa dan Amerika Utara telah diblokir," kata Golovchenko, menurut transkrip wawancara dengan televisi Al Arabiya yang berbasis di Dubai yang diterbitkan oleh kantor berita negara Belta.
"Ini mencapai sekitar 16 miliar dolar AS hingga 18 miliar dolar AS per tahun."
Presiden Alexander Lukashenko telah bersikeras bahwa Belarusia harus terlibat dalam negosiasi untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Ia mengatakan juga bahwa Belarusis telah secara tidak adil dicap sebagai kaki tangan agresor.
Belarusia juga mendapat sanksi berat tahun lalu menyusul pencegatan pesawat Ryanair yang terbang antara Athena dan Vilnius dan penangkapan seorang jurnalis pembangkang dan pacarnya setelah pesawat itu mendarat.
Pada Jumat (13/5/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik sanksi yang diberikan Barat. Menurutnya, Barat telah mengorbankan warga di seluruh dunia agar dapat mendominasi global. Sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia menjadi penyebab ancaman kelaparan dunia dan kenaikan harga.
Sejumlah negara sudah menghadapi ancaman kelaparan. Jika sanksi terhadap Rusia terus berlanjut, maka Uni Eropa juga dapat menghadapi konsekuensi yang akan sulit untuk dibatalkan.
"Kesalahan untuk ini sepenuhnya terletak pada elit negara-negara Barat yang demi mempertahankan dominasi global mereka siap mengorbankan seluruh dunia," kata Putin, dilansir Kantor Berita TASS, Jumat.
Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap ratusan perusahaan dan individu Rusia. Menurut badan statistik Eurostat, pada Maret, inflasi tahunan di kawasan Uni Eropa naik menjadi 7,8 persen.
Putin mengatakan, sanksi negara-negara Barat terhadap Moskow merugikan ekonomi negara-negara itu juga. Dia menekankan bahwa, inflasi telah meningkat di negara-negara Eropa.