REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW– Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut pihaknya menuntut penyelidikan atas pembunuhan jurnalis Shireen Abu Akleh yang terjadi pekan lalu. Pernyataan itu dikatakannya selama pertemuan dengan anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina di Moskow pada Selasa (17/5/2022).
Anggota Komite Eksekutif PLO Hussein Al-Sheikh bertemu Sergei dan Wakilnya, Mikhail Bogdanov, untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan Palestina dan Israel.
“Lavrov menyatakan belasungkawa yang tulus atas kematian tragis jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh pada 11 Mei dan mendukung permintaan PLO untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan objektif atas pembunuhannya,” kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan dilansir dari The New Arab, Rabu (18/5/2022).
Lavrov dan al-Sheikh juga membahas proyek lama Palestina untuk memperbaiki keretakan politik antara faksi Fatah dan Hamas dan mewujudkan persatuan nasional.
Mereka juga berbicara tentang hubungan Palestina-Rusia karena Moskow terus mencari sekutunya di wilayah tersebut sementara perang di Ukraina berlanjut.
Lavrov menekankan pentingnya solusi dua negara dan mengatakan dia berdiri teguh dalam mendukung pembentukan negara Palestina bersama Israel.
Kepemimpinan Palestina telah berusaha untuk tetap netral dalam konflik Rusia-Ukraina dan melanjutkan hubungan terbuka dengan Moskow, menyerukan solusi negosiasi untuk perang, yang sekarang memasuki bulan ketiga.
Selama pertemuan antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada April, Abbas menegaskan posisi Putin untuk menemukan solusi politik untuk konflik tersebut. Para pemimpin Palestina juga mengecam seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada Israel untuk mendapatkan dukungan.
Hubungan antara Israel dan Rusia telah memburuk sejak invasi Moskow, dengan Israel mengutuk serangan Rusia.