Jumat 20 May 2022 17:15 WIB

Parlemen Rusia Pertimbangkan Izinkan Warga Usia Lanjut Daftar Militer

Rusia pertimbangkan warga berusia di atas 40 tahun untuk daftar militer

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba untuk menghadiri parade militer Hari Kemenangan menandai peringatan 77 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Moskow, Rusia, Senin, 9 Mei 2022.
Foto: AP/Mikhail Metzel/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba untuk menghadiri parade militer Hari Kemenangan menandai peringatan 77 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Moskow, Rusia, Senin, 9 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Parlemen Rusia mengatakan pada Jumat (20/5/2022), akan mempertimbangkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang memungkinkan warga Rusia berusia di atas 40 tahun dan orang asing berusia di atas 30 tahun untuk mendaftar ke militer. Tindakan ini sebagai tanda kebutuhan mendesak Rusia untuk meningkatkan upaya perangnya di Ukraina.

Situs web lembaga legislatif majelis rendah dari Majelis Federal Rusia atau State Duma mengatakan, langkah itu akan memungkinkan militer untuk memanfaatkan keterampilan profesional yang lebih tua. Duma mengatakan inisiatif yang direncanakan itu juga akan mempermudah perekrutan tenaga medis sipil, insinyur, dan spesialis operasi dan komunikasi.

"Untuk penggunaan senjata presisi tinggi, pengoperasian senjata dan peralatan militer, diperlukan spesialis yang sangat profesional. Pengalaman menunjukkan bahwa mereka menjadi seperti itu pada usia 40–45 tahun," kata Duma.

Sebelum rancangan aturan baru ini, hanya orang Rusia berusia 18 hingga 40 tahun dan orang asing berusia 18 hingga 30 tahun yang bisa masuk ke dalam kontrak pertama dengan militer. Namun, tindakan baru ini akan menjadi peluang pembuka untuk menambah jumlah pasukan militer.

Rusia telah mengalami kemunduran dan kerugian besar dalam jumlah pasukan serta peralatan setelah perang 86 hari di Ukraina. Kondisi ini, analis militer Barat mengatakan, mendorong  diperlukannya untuk memobilisasi lebih banyak tentara.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement