REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana mengunjungi pusat operasi Angkatan Udara utama di selatan Seoul selama kunjungan Biden. Kunjungan Biden ke Seoul terjadi di tengah kekhawatiran tentang Korea Utara (Korut) yang hampir sering menguji coba senjatanya.
"Yoon dan Biden akan mengunjungi Pusat Operasi Udara dan Luar Angkasa Korea (KAOC) yang terletak di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, 70 kilometer selatan ibu kota, pada Minggu, hari terakhir kunjungan tiga hari Biden," kata kantor kepresidenan Korsel dalam pernyataannya, Jumat (20/5/2022) dikutip laman Yonhap News Agencies.
Acara bersama telah diatur guna mempererat hubungan kedua negara hingga berusaha untuk memperkuat koordinasi keamanan di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan provokasi Korut, seperti rudal balistik jarak jauh dan uji coba nuklir. "Di KAOC, Yoon dan Biden akan diberi pengarahan tentang operasinya dan mendorong anggota layanan Korea Selatan dan AS," kata kantor kepresidenan.
Awal pekan ini, wakil kepala pertama Kantor Keamanan Nasional kepresidenan Korsel, Kim Tae-hyo mengatakan bahwa Yoon dan Biden berencana untuk melakukan jadwal bersama di bawah tema keamanan ekonomi dan ekonomi setiap hari hingga Minggu.
Pesawat komando dan kontrol E-4B militer AS terbang di atas Jepang sebelum kedatangan Biden di Asia. Pesawat, yang disebut Doomsday Plane, diketahui dimaksudkan untuk melayani sebagai pusat komando bergerak jika terjadi serangan nuklir atau kontinjensi lainnya.
AS dan Korsel pun sudah mempersiapkan Plan B atau rencana kesiapan jika Korut melakukan uji coba nuklir atau senjata lain di tengah kunjungan Biden ke negeri ginseng.