REPUBLIKA.CO.ID., PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron meyakinkan Presiden Moldova pada Kamis (19/5/2022) terkait keamanan negara Eropa timur itu, mengingat risiko perang di Ukraina dapat menyebar ke wilayah tetangga.
“Agresi Rusia ke Ukraina merupakan ancaman bagi seluruh kawasan dan khususnya bagi Moldova,” kata Macron kepada wartawan di luar Elysee di Paris, diapit oleh Presiden Moldova Maia Sandu.
Mengakui kemungkinan perang menyebar ke negara-negara tetangga, dia berjanji padanya bahwa Prancis akan mendukung Moldova dalam jangka panjang dan "sangat memperhatikan keamanan dan integritas teritorial."
Dia juga memuji dukungan Chisinau untuk menawarkan perlindungan kepada orang-orang Ukraina yang melarikan diri dari perang.
“Sebagai tetangga Ukraina, negara Anda menghadapi situasi yang sulit. Kemurahan hati rakyat Moldova terhadap Ukraina patut diacungi jempol. Kami akan terus mendukung Anda," kata Macron lewat Twitter.
Lebih dari 6,3 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak perang dimulai pada Februari, di mana lebih dari 466.000 sejauh ini telah ditampung oleh Moldova, menurut angka PBB.
Sandu menyatakan harapannya agar negaranya menjadi anggota penuh UE, dan mengatakan pihaknya bertekad untuk “tidak diragukan lagi memiliki masa depan Eropa.”
Moldova memiliki kerja sama yang erat dengan UE, tetapi menghadapi beberapa rintangan dalam kenaikannya ke blok regional, yang mencakup dukungan Rusia untuk wilayah Transnistria yang memisahkan diri.
Dia mendukung proposal “komunitas politik Eropa” Macron untuk negara-negara yang menunggu keanggotaan UE – sebuah proses panjang yang dapat memakan waktu puluhan tahun untuk memberikan keanggotaan penuh. Inisiatif ini akan mendukung dan mempercepat proses kami untuk bergabung dengan UE, kata Sandu dalam pidatonya.
Chisinau mengikuti Ukraina dalam mengajukan permohonan resmi untuk keanggotaan Uni Eropa pada 3 Maret, beberapa hari setelah Rusia melancarkan perang yang dikatakannya dimaksudkan untuk "denazifikasi" dan "demiliterisasi" Ukraina.