REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Menteri Keuangan Italia Daniel Franco mengatakan negaranya akan meminjamkan 200 juta euro ke Ukraina. Dana tersebut bertujuan untuk membantu Kiev untuk membayar berbagai tagihan.
Pada Jumat (20/5/2022) Franco mengatakan kebijakan ini sudah dipublikasikan dalam catatan resmi jurnal Italia. Sebelumnya Perdana Menteri Italia Mario Draghi mendesak gencatan senjata di Ukraina sehingga negosiasi serius untuk mengakhiri perang dapat dimulai.
Ia mengatakan Italia akan terus mendukung Ukraina tanpa mengesampingkan pasokan senjata. Pada Kamis (19/5/2022) kemarin Draghi yang mengambil sikap keras pada Rusia sejak invasi 24 Februari lalu mengatakan penting untuk mempertahankan tekanan ekonomi pada Moskow. "Karena kami telah membawa Moskow ke meja negosiasi, gencatan senjata harus diraih secepat mungkin," kata Draghi.
Hal ini ia sampaikan di hadapan Senat Italia di Roma dalam pembukaan debat perang Italia dalam perang Ukraina yang memicu ketegangan dalam pemerintahannya. Draghi tidak menyampaikan dengan langsung apakah Italia akan terus memasok senjata ke Kiev.
Langkah tersebut ditolak Partai 5-Star Movement dan Partai League dari sayap kanan, pemilik suara terbanyak di koalisi multipartai Draghi. Namun ia mengindikasi tidak siap mengesampingkan pengiriman senjata berikutnya.
Sejauh ini Italia mengadopsi tiga dekret pengiriman senjata tapi pemerintah tidak mengungkapkan jenis senjata yang dipasok. "Italia akan terus mendukung pemerintah Ukraina dalam upaya melawan invasi Rusia. Kami akan melakukannya dengan berkoordinasi erat dengan mitra-mitra Eropa kami," katanya.
Jajak pendapat menunjukkan langkah memasok bantuan militer hanya dapat sedikit dukungan masyarakat Italia. Perdana menteri mengatakan Italia dapat mempromosikan penyelesaian perang melalui negosiasi tapi kesepakatan harus didukung penuh Ukraina agar berkelanjutan.