REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebanyak 963 warga Amerika termasuk Presiden Joe Biden dan pejabat tinggi lainnya dilarang memasuki Rusia. Keputusan itu merupakan bagian dari tindakan pembalasan terhadap sanksi anti-Rusia yang terus menerus dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS).
Kementerian Luar Negeri Rusia menerbitkan "daftar larangan" nasional secara lengkap, yang mencakup nama-nama yang diumumkan sebelumnya. Termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Kepala CIA William Burns dan Direktur FBI Christopher Wray.
“Kami menekankan bahwa tindakan bermusuhan Washington menjadi bumerang terhadap AS sendiri, dan kami akan terus ditanggapi dengan cara yang sama,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir Anadolu Agency, Ahad (22/5/2022).
Rusia terpaksa mengambil tindakan balasan yang bertujuan agar rezim AS yang berkuasa mengubah perilakunya dengan mengakui kenyataan geopotik baru. Menurut Rusia, rezim AS berusaha untuk memaksakan 'tatanan dunia berbasis aturan' neokolonial di seluruh dunia,
“Rusia tidak mencari konfrontasi dan tetap terbuka untuk dialog yang jujur dan saling menghormati, otoritas AS yang memicu Russophobia," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Barat telah mengorbankan warga di seluruh dunia agar dapat mendominasi global. Menurutnya, sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia menjadi penyebab ancaman kelaparan dunia dan kenaikan harga.
Putin menegaskan, sejumlah negara sudah menghadapi ancaman kelaparan. Jika sanksi terhadap Rusia terus berlanjut, maka Uni Eropa juga dapat menghadapi konsekuensi yang akan sulit untuk dibatalkan.
"Kesalahan untuk ini sepenuhnya terletak pada elit negara-negara Barat yang demi mempertahankan dominasi global mereka siap mengorbankan seluruh dunia," kata Putin, dilansir Kantor Berita TASS.
Putin mengatakan, Rusia dapat menghadapi tantangan eksternal berkat kebijakan makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk solusi sistemik untuk memperkuat kedaulatan ekonomi dan keamanan, serta teknologi dan pangan.
“Perusahaan produksi kami secara bertahap mengisi ceruk pasar domestik yang dibebaskan setelah mitra yang tidak bermoral pergi, termasuk barang-barang dasar, peralatan industri dan jasa, konstruksi dan mesin pertanian," ujar Putin.