REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Polandia dan Ukraina sepakat membentuk kontrol bea cukai perbatasan gabungan dan bekerja sama dalam perusahaan kereta. Tujuannya mempermudah pergerakan masyarakat dan meningkatkan potensi ekspor Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Polandia Andrzej Duda menyampaikan peningkatan kerja sama antara dua negara dalam pertemuan mereka di Kiev, Ahad (22/5/2022) kemarin. Duda menawarkan dukungan Warsawa pada negara tetangganya yang sedang berperang.
"Perbatasan Polandia-Ukraina harus bersatu tidak dipecah," kata Duda di parlemen Ukraina. Ia merupakan pemimpin negara asing pertama yang berpidato di hadapan anggota parlemen Ukraina sejak invasi Rusia 24 Februari lalu.
Zelenskyy menggambarkan kontro bea cukai gabungan di perbatasan sebagai langkah "revolusioner". "Ini akan meningkatkan kecepatan prosedur perbatasan," kata Zelenskyy dalam pidato malamnya.
Sebagian besar pengungsi Ukraina yang menghindari perang ke Uni Eropa melewati perbatasan Polandia, Slovakia, Hungaria dan Romania. Polandia memberikan hak untuk tinggal dan bekerja serta jaminan keamanan sosial pada 3 juta rakyat Ukraina.
Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksander Kubrakov mengatakan dua negara bertetangga itu sedang berupaya mempermudah pengiriman barang-barang Ukraina ke Uni Eropa.
"Kami juga sedang mengerjakan pembentukan perusahaan kereta gabungan untuk meningkatkan potensi ekspor ekonomi Ukraina," kata Kurbakov dalam pernyataannya.
Perang di Ukraina yang merupakan eksportir gandum dan jagung dunia mengakibatkan kenaikan harga pangan. Hampir 25 juta ton gandum tertahan di Ukraina, tidak dapat keluar karena hambatan infrastruktur.
Ukraina mengirimkan komoditas ekspornya melalui pelabuhan laut. Tapi karena invasi Rusia mereka terpaksa mengirimkannya melalui kerata atau pelabuhan kecil di Sungai Danube. Zelenskyy mengatakan kontrol bea cukai gabungan juga mungkin akan mempermudah Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.
"Ini juga awal dari integrasi kami ke ruang bea cukai bersama Uni Eropa," katanya.
Pada bulan Juni mendatang Komisi Eropa akan mengeluarkan laporan mengenai apakah akan menerima Ukraina menjadi kandidat anggota Uni Eropa. Kemungkinan prosesnya akan berlarut-larut karena perbedaan pendapat di blok tersebut.