REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa berencana untuk mulai bersama-sama membeli gas sebelum musim dingin, kata kepala kebijakan energi blok itu pada Senin (23/5/2022). Uni Eropa berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia dan membangun penyangga terhadap guncangan pasokan energi lebih lanjut.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, pekan lalu mengusulkan rencana bagaimana blok tersebut dapat keluar dari bahan bakar fosil Rusia pada 2027. Caranya yakni dengan mempercepat investasi dalam energi terbarukan dan penghematan energi serta beralih ke bahan bakar fosil non-Rusia.
Rusia, yang memasok 40 persen gas Uni Eropa, sejak invasinya ke Ukraina telah memutus pasokan ke Polandia, Bulgaria dan Finlandia, setelah mereka menolak membayar bahan bakar dalam rubel.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, kepala kebijakan energi Uni Eropa Kadri Simson mengatakan blok itu bermaksud untuk mulai membeli gas bersama tahun ini. Hal ini didukung oleh platform Uni Eropa yang diluncurkan bulan lalu. Platform tersebut akan menyatukan permintaan negara-negara dan mengoordinasikan penggunaan infrastruktur untuk mengimpor pasokan non-Rusia. Pembelian bersama akan bersifat sukarela untuk negara-negara.
"Ada volume gas terbatas yang tersedia di pasar global untuk tahun ini. Dan beberapa dari mereka datang ke pasar hanya karena keputusan politik," katanya, menunjuk pada kesepakatan AS-Uni Eropa dari Maret untuk Amerika Serikat memasok tambahan 15 miliar meter kubik (bcm) gas alam cair ke Eropa tahun ini, dikutip dari Reuters.
Uni Eropa mengimpor 155 bcm gas dari Rusia setiap tahun. Brussels mengatakan negara-negara sebagian besar harus menggunakan energi terbarukan dan penghematan energi untuk menggantikan volume tersebut, dan mengharapkan permintaan gas turun 30 persen pada 2030 di bawah target perubahan iklim Uni Eropa.
Namun dalam jangka pendek, Eropa tetap bergantung pada bahan bakar fosil. Uni Eropa pekan lalu menyetujui undang-undang yang mewajibkan negara-negara untuk mengisi penyimpanan gas 80 persen menjelang musim dingin, untuk membantu menyediakan penyangga terhadap guncangan pasokan bahan bakar fosil.