REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu memulai perjalanan dua hari ke wilayah Palestina dan Israel pada Selasa (24/5/2022). Ini merupakan kunjungan pertama seorang pejabat senior Turki dalam lebih dari satu dekade.
Cavusoglu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki di kota Ramallah Tepi Barat. Dalam pertemuan itu, Cavusoglu mengatakan dukungan Turki untuk Palestina tidak akan berkurang ketika hubungan dengan Israel telah mencair.
"Dukungan kami untuk perjuangan Palestina benar-benar independen dari hubungan kami dengan Israel," kata Cavusoglu.
Cavusoglu juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pada Rabu (25/5/2022), dia akan melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dan Menteri Pariwisata Yoel Razvozov. Cavusoglu juga dijadwalkan mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Konfrontasi yang belum lama ini terjadi antara warga Palestina dan polisi Israel di Kompleks Masjid Al Aqsa, telah meningkatkan ketegangan. Cavusoglu mengatakan laporan bentrokan itu membuat Turki marah. "Penting bagi semua umat Islam bahwa kesucian dan status Al-Aqsa dilindungi," kata Cavusoglu.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki menyebut kunjungan Cavusoglu sebagai "momen bersejarah". Dalam kesempatan tersebut, Turki dan Palestina menandatangani sembilan perjanjian kerja sama.
"Apa yang kami dengar telah memperkuat posisi kami dan apa yang kami lakukan untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaan," kata Maliki setelah pertemuan.
Perundingan damai yang ditengahi Amerika Serikat (AS) antara Israel dan Palestina bertujuan untuk mendirikan negara Palestina merdeka di Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Gaza. Namun perundingan yang digelar pada 2014 tersebut, gagal mencapai kesepakatan.
Israel dan Turki berupaya memperbaiki hubungan mereka yang telah lama tegang. Sebelumnya pada 2018, Israel dan Turki mengusir duta besar masing-masing dan sering bertikai atas konflik Israel-Palestina.