REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan pemerintah Presiden Joe Biden berangkat ke India pada Selasa (24/5/2022). Mereka bertemu dengan pemerintah dan industri swasta India mengenai sanksi-sanksi AS.
Washington tampaknya ingin mencegah India menaikan pembelian minyak dari Rusia. Pada Rabu (25/5/2022) Juru bicara Kementerian Keuangan mengatakan Asisten Menteri Keuangan bidang Kejahatan Finansial dan Pembiayaan Teroris Elizabeth Rosenberg akan berkunjung ke New Delhi dan Mumbai.
Seorang pejabat pemerintah AS lainnya pada 31 Maret lalu mengatakan India dapat terpapar "risiko besar" bila menaikan pembelian minyak dari Rusia. Sebab Washington sedang bersiap meningkatkan sanksi-sanksi ke Moskow atas invasi ke Ukraina.
Juru bicara kementerian keuangan mengatakan kunjungan Rosenberg ini bagian dari upaya pemerintah Biden untuk berbicara ke mitra dan sekutu Amerika di seluruh dunia baik pemerintah maupun industri tentang penerapkan sanksi dan kontrol ekspor AS.
"Penting berbicara pada bagian dunia yang merupakan mitra kuat AS mengenai isu-isu lain dan memastikan kami berhubungan mengenai rezim sanksi-sanksi kami dan bekerja sama menindak setiap kesempatan pelanggaran atau aktivitas penghindaran sanksi," kata juru bicara tersebut.
India merupakan importir minyak terbesar ketiga di dunia. Pada bulan April lalu New Delhi menambah impor minyak Rusia dari 60 ribu barel per hari menjadi sekitar 277 ribu barel per hari. Setelah mendapat diskon minyak mentah yang dijauhi negara dan perusahaan Barat.
Sanksi-sanksi AS saat ini mencegah pemerintah negara lain membeli minyak Rusia. Namun pemerintah Biden juga sedang mempertimbangkan sanksi kedua yang dapat membatasi pembelian.