REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Provinsi Quebec di Kanada mengkonfirmasi 15 kasus cacar monyet pada Senin (23/5/2022) waktu setempat. Departemen Kesehatan Quebec mengumumkan kasus baru tersebut pada Selasa (24/5/2022) dengan lebih banyak kasus diperkirakan muncul dari bagian lain negara itu.
Hampir 20 negara yang tidak endemik cacar monyet telah melaporkan wabah penyakit virus baru-baru ini. Lebih dari 230 infeksi yang dikonfirmasi atau diduga sebagian besar di Eropa.
Menteri kesehatan federal Kanada mengatakan lebih banyak sampel dari bagian lain negara itu sedang dikirim ke laboratorium di Winnipeg untuk pengujian. "Kami berharap lebih banyak kasus dikonfirmasi dalam beberapa hari mendatang," kata Menkes Jean-Yves Duclos dalam sebuah pernyataan.
Namun belum jelas gejala apa yang ditunjukkan orang yang terinfeksi, atau seberapa serius kondisi mereka. Monkeypox atau cacar monyet adalah infeksi virus langka yang mirip dengan cacar manusia, meskipun lebih ringan. Virus ini pertama kali tercatat di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an. Jumlah kasus di Afrika Barat telah meningkat dalam dekade terakhir.
Kanada mengkonfirmasi dua kasus pertama cacar monyet pada pekan lalu setelah pihak berwenang di Quebec mengatakan tengah menyelidiki 17 kasus yang dicurigai.
Duclos mengatakan, pemerintah federal memulai penetapan awal vaksin Imvamune dan terapi dari Cadangan Strategis Darurat Nasional di yurisdiksi di seluruh negeri. Sebuah pengiriman kecil vaksin Imvamune dikirim ke Quebec pada Selasa.
"Saya ingin menegaskan kembali kepada warga Kanada bahwa ini adalah situasi yang berbeda dari yang kita lihat dengan munculnya COVID-19," kata Duclos. Ia juga mencatat bahwa tidak seperti pandemi virus corona, Kanada sudah memiliki persediaan vaksin.