REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) kembali menembakkan tiga rudal balistik pada Rabu (25/5/2022) pagi waktu setempat. Pihak berwenang di Seoul Korea Selatan (Korsel) mengatakan rudal ditembakkan dalam waktu kurang dari satu jam dari daerah Sunan di Pyongyang.
Jepang mengkonfirmasi setidaknya dua peluncuran terjadi pada Rabu, namun pihaknya memprediksi ada lebih banyak lagi peluncuran rudal itu. Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan rudal pertama terbang sekitar 300 km dengan ketinggian maksimum sekitar 550 km, sedangkan yang kedua, mencapai setinggi 50 km, menempuh jarak sekitar 750 km.
"Peluncuran rudal tidak dapat diterima dan akan mengancam perdamaian, stabilitas dan keselamatan Jepang dan masyarakat internasional," kata Kishi mengkritik peluncuran itu, dikutip laman BBC, Rabu.
Dalam pertemuan yang diadakan setelah peluncuran rudal, Dewan Keamanan Nasional Korsel sebagai provokasi besar. Peluncuran itu dilakukan beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden berangkat ke AS usai perjalanan lima hari ke Korsel dan Jepang.
Seperti diamati bersama, Korut telah melakukan uji coba rudal balistik sejak awal tahun ini. Pejabat AS dan Korsel sebelumnya telah memperingatkan bahwa Korut tampaknya siap untuk uji senjata lain, mungkin selama kunjungan Biden.
Selama kunjungannya ke Seoul akhir pekan lalu, Biden dan Presiden Korsel Yoon Suk-yeol sepakat untuk mengadakan latihan militer yang lebih besar dan mengerahkan lebih banyak aset strategis AS jika perlu untuk mencegah uji coba senjata yang intensif di Korut. Biden mengatakan AS "siap untuk apa pun yang dilakukan Korea Utara."
Waktu peluncuran ini bukanlah suatu kebetulan yang hanya beberapa jam setelah Presiden Biden menyelesaikan perjalanannya ke Asia, dan beberapa hari setelah dia setuju dengan presiden Korsel untuk memperkuat pertahanan mereka melawan Korut.
Selama beberapa pekan, intelijen menilai Korut berencana untuk menguji sesuatu yang besar ketika Biden ke Seoul. Sedikit kurang provokatif, langkah Korut telah menunggu sampai Biden pergi. Air Force One belum mendarat di landasan AS sebelum rudal ditembakkan.
Pada pertemuan puncak akhir pekan mereka, Presiden Biden dan Presiden Yoon mengatakan mereka siap menghadapi ancaman Korea Utara bersama-sama. Ini adalah ujian pertama mereka. Mereka merespons dengan cepat, mengutuk peluncuran itu, sambil menembakkan rudal mereka sendiri.