Kamis 26 May 2022 03:05 WIB

Berduka Atas Penembakan di Texas, Paus Serukan AS Kontrol Senjata

Paus Fransiskus menyerukan kontrol lebih besar terhadap penggunaan senjata.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Paus Fransiskus mengatakan sangat patah hati dengan terjadinya penembakan di sebuah sekolah di Texas yang menewaskan 19 anak-anak dan dua guru. Ia juga menyerukan kontrol lebih besar terhadap penggunaan senjata.
Foto: AP/Alessandra Tarantino
Paus Fransiskus mengatakan sangat patah hati dengan terjadinya penembakan di sebuah sekolah di Texas yang menewaskan 19 anak-anak dan dua guru. Ia juga menyerukan kontrol lebih besar terhadap penggunaan senjata.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus mengatakan sangat patah hati dengan terjadinya penembakan di sebuah sekolah di Texas yang menewaskan 19 anak-anak dan dua guru. Ia juga menyerukan kontrol lebih besar terhadap penggunaan senjata.

Para jemaat pun memuji seruan Paus, yang dilakukan setelah terjadinya insiden penembakan terburuk di sekolah selama hampir satu dekade terakhir.

"Saya patah hati atas pembantaian di sekolah dasar di Texas. Saya berdoa untuk anak-anak dan orang dewasa yang terbunuh juga untuk keluarga mereka," kata Paus tentang penembakan di Uvalde, Texas.

"Sudah saatnya untuk berkata ‘cukup’ untuk perdagangan senjata illegal. Mari kita semua berkomitmen agar tragedy seperti ini tidak terulang lagi,” tambah Paus seperti dilansir dari Reuters, Rabu (25/5/2022).

Berbicara dari Gedung Putih beberapa jam setelah penembakan itu, Presiden Joe Biden mendesak warga Amerika untuk memberikan tekanan pada anggota kongres agar mau meloloskan undang-undang senjata.

“Kapan atas nama Tuhan kita berdiri di lobi senjata? Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini?” kata dia di Gedung Putih.

Paus Fransiskus sering menyinggung persoalan senjata. Pada 2015 dia mengatakan bahwa orang yang membuat senjata atau berinvestasi di industri senjata illegal adalah orang-orang munafik jika mereka menyebut diri mereka Kristen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement