REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih Selasa (31/5/2022) pekan depan. Ia akan membahas meningkatnya persaingan di Indo-Pasifik, perdagangan, dan peran ekonomi AS di kawasan.
Dua negara itu merupakan sekutu dekat tapi pertemuan tersebut masih belum pasti karena Ardern positif Covid-19 pada awal bulan ini. Gedung Putih memiliki protokol pandemi yang ketat.
Ardern yang memberi pidato kelulusan di Universitas Harvard mengatakan ia juga akan bertemu dengan Wakil Presiden Kamala Harris di hari yang sama. Agendanya membahas perang di Ukraina dan meningkatnya persaingan di Indo-Pasifik. Tampaknya mengenai persaingan AS dan China di kawasan.
"Amerika Serikat dan Selandia Baru memiliki pandangan yang sangat serupa dalam sejumlah bidang, sejumlah bidang yang kami harapkan kehadiran mereka berlanjut atau meningkat," kata Ardern, Kamis (26/5).
"Saya membayangkan kami akan membahas kawasan kami dan faktanya yang semakin diperebutkan dan pentingnya peran Amerika Serikat pada ekonomi kawasan kami," tambahnya.
Ardern berada di Amerika Serikat untuk mendorong ekspor dan menarik lebih banyak wisatawan setelah Selandia Baru membuka perbatasannya. Negeri Kiwi memberlaku peraturan pembatasan sosial sepanjang pandemi Covid-19.
Ia bertemu dengan Kongres AS dan mengatakan AS akan kembali ke perjanjian dagang bila ingin bekerja sama di Indo-Pasifik di bidang ekonomi. Washington keluar dari perjanjian itu pada 2017 lalu.
Kunjungan Ardern ke AS bertepatan dimulainya tur Menteri Luar Negeri Cina ke negara-negara Kepulauan Pasifik. Hal ini menunjukkan meningkatnya persaingan antara Beijing dan Washington di kawasan.