REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Kondisi di Tepi Barat yang diduduki Israel semakin lemah di tengah meningkatnya perluasan permukiman, kekerasan, penggusuran warga Palestina dan penghancuran properti milik warga Palestina, ungkap PBB pada Kamis (26/5/2022).
“Saya sangat prihatin bahwa dinamika saat ini, khususnya di Tepi Barat, dapat lepas kendali setiap saat,” ujar Tor Wennesland, koordinator khusus PBB untuk perdamaian Israel-Palestina, kepada Dewan Keamanan PBB.
"Sayangnya, beberapa pekan terakhir telah dipenuhi dengan pola umum kekerasan sehari-hari, termasuk bentrokan bersenjata, perluasan permukiman, penggusuran, pembongkaran dan penyitaan bangunan Palestina, serta serangan teroris mematikan di Israel," kata Wennesland.
Dia mengatakan para pejabat Israel telah "menghancurkan, menyita atau memaksa pemilik untuk menghancurkan" 54 bangunan milik warga Palestina, menggusur 98 warga Palestina, termasuk 50 anak-anak selama sebulan terakhir.
Tindakan itu diambil dengan dalih bahwa Palestina tidak memiliki izin bangunan yang dikeluarkan Israel, "yang hampir tidak mungkin diperoleh warga Palestina," kata Wennesland.
Beralih ke pemukiman Israel, utusan PBB itu mengatakan Israel mengembangkan rencana untuk pembangunan 4.000 unit rumah baru di Tepi Barat, dan pengadilan tinggi Israel menolak petisi menentang pembangunan lusinan unit rumah di Hebron, dan pembangunan kereta gantung antara Yerusalem Barat dan Kota Tua di Yerusalem Timur yang diduduki.
"Saya tegaskan kembali bahwa semua permukiman ilegal menurut hukum internasional dan tetap menjadi kendala substansial," ujar dia.
"Saya mendesak pihak berwenang Israel untuk menghentikan kemajuan semua aktivitas permukiman dan menahan diri dari tindakan yang memicu ketidakstabilan dan merusak prospek pendirian Negara Palestina yang layak dan berdampingan."
Wennesland mengatakan 10 warga Palestina, termasuk seorang wanita dan tiga anak telah dibunuh oleh pasukan Israel selama sebulan terakhir sementara 346 warga Palestina, termasuk 24 anak-anak, mengalami luka-luka.
Pemukim Israel dan warga sipil lainnya melakukan 57 serangan terhadap warga Palestina di mana satu anak Palestina tewas.
Selama periode waktu yang sama, empat warga sipil Israel dan satu anggota dinas keamanan tewas, kata Wennesland, lebih lanjut mencatat bahwa 22 warga sipil dan 20 pasukan keamanan Israel terluka selama serangan Palestina.