Jumat 27 May 2022 21:55 WIB

Warga Shanghai Sukses Dapat Kelonggaran Pembatasan Usai Protes

Lebih dari 21 juta orang di Shanghai sekarang berada di zona pencegahan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, warga berbelanja di sebuah supermarket di Distrik Xuhui, Shanghai, Tiongkok timur, pada Senin, 16 Mei 2022.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Saat menjelang malam di akhir pekan, penduduk kompleks Shanghai kelas atas di Huixianju turun ke jalan untuk mengecam pembatasan penguncian yang diberlakukan oleh komunitas mereka. Keesokan paginya, mereka bebas untuk pergi.

Kisah kemenangan itu dengan cepat menyebar di grup obrolan di seluruh kota selama sepekan, memicu satu pertanyaan di benak mereka yang tetap terkunci: Bukankah kita harus melakukan hal yang sama?

Pada akhir pekan, kelompok-kelompok penduduk lainnya telah menghadap manajemen kompleks  dan beberapa telah memenangkan setidaknya pembebasan sebagian. Meskipun tidak jelas seberapa luas penyebarannya, insiden tersebut mencerminkan rasa frustrasi yang menumpuk setelah lebih dari tujuh minggu pembatasan aktivitas, bahkan ketika jumlah kasus harian baru telah turun menjadi beberapa ratus di kota berpenduduk 25 juta orang itu.

Peristiwa itu pun terjadi akibat komite warga di bawah Partai Komunis yang berkuasa dalam menyebarkan pesan propaganda, menegakkan keputusannya, dan bahkan menyelesaikan perselisihan pribadi. Komite tersebut dan komite perumahan telah menjadi sasaran pengaduan, terutama setelah beberapa area di Shanghai dan kota-kota lain menolak untuk mengizinkan penduduk keluar bahkan setelah pembatasan resmi dilonggarkan.

Lebih dari 21 juta orang di Shanghai sekarang berada di "zona pencegahan", kategori yang paling tidak membatasi. Secara teori, warga bebas untuk pergi keluar. Dalam praktiknya, keputusan ada di tangan komite perumahan yang menghasilkan aturan yang sewenang-wenang.

Beberapa diizinkan keluar, tetapi hanya untuk beberapa jam dengan izin khusus yang dikeluarkan untuk satu hari atau hari-hari tertentu dalam seminggu. Beberapa tempat mengizinkan hanya satu orang per rumah tangga untuk pergi. Sedangkan yang lain melarang orang untuk pergi sama sekali.

"Kami telah diberi setidaknya tiga hari berbeda ketika kami diberi kabar tentang pembukaan lagi, dan tidak ada satupun yang nyata,” kata mahasiswa pascasarjana dari Polandia yang memposting vlog tentang pengalaman penguncian di Shanghai Weronika Truszczynska.

"Komite perumahan memberi tahu kami bahwa Anda bisa menunggu seminggu, kami akan membuka kembali mungkin pada 1 Juni. Tidak ada yang percaya," ujarnya.

Usai dua hari protes di kompleks kelas atas Huixianju, lebih dari selusin penduduk kompleks Truszczynska menghadapi manajer. Warga menuntut agar diizinkan pergi tanpa batasan waktu atau batasan jumlah per rumah tangga. Setelah tuntutan tidak dipenuhi, beberapa kembali memprotes hari kedua. Kali ini, empat petugas polisi berjaga-jaga.

Pada Kamis (26/5) sore, perwakilan masyarakat mengetuk pintu setiap penduduk dengan kebijakan baru: Tulis nama dan nomor apartemen untuk pendaftaran, lakukan pemeriksaan suhu, pindai QR Code, dan mereka bebas untuk pergi.

"Kami mendapat kemungkinan untuk keluar hanya karena kami cukup berani untuk memprotes" kata Truszczynska tentang sesama penghuninya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement