REPUBLIKA.CO.ID, UMM AL-QUWAIN -- Pesawat kargo era Uni Soviet Ilyushin Il-76 telah duduk selama beberapa dekade di bawah terik matahari di sudut terpencil Uni Emirat Arab (UEA). Empat mesin jetnya diam setelah bertahun-tahun kini akan dibongkar untuk pengembangan real estate.
Emirat Umm al-Quwain merencanakan pembangunan senilai 675 juta dolar AS di sebuah pulau tepat di seberang laguna dari bandara yang dinonaktifkan tempat pesawat penyelundup senjata Viktor Bout berada. Keberadaan pesawat ini cukup menarik perhatian hingga kini, sebab pemilik pesawat itu sempat kembali diperbincangkan karena Rusia telah menyarankan Amerika Serikat (AS) untuk menukarnya dengan warga AS yang ditahan di tengah perangnya terhadap Ukraina.
"Saya tidak menyadari bahwa pesawat itu ada di sana sampai hari ini," kata salah satu penulis buku tentang penembak yang disebut Merchant of Death, Stephen Braun.
"Tapi ironisnya, sampah ini, atau apa pun yang digunakan sekarang, pada dasarnya, jauh lebih lama dari perusahaan Viktor Bout," katanya.
Pesawat ini berada di sekitar 40 kilometer barat daya di sepanjang pantai Teluk Persia yang melengkung, kini moncong menonjol ikonik dari Ilyushin Il-76 menjadi penanda toko minuman keras murah di Barracuda Beach Resort. Bahkan huruf hijau besar yang dilukis di Ilyushin selama 20 tahun terakhir sebagai papan iklan penerbangan untuk hotel lain.
Ilyushin yang dioperasikan Bout ini pernah menghuni langit antara Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Amunisi era Uni Soviet, senapan Kalashnikov, roket, dan alat penghancur lainnya terbang dengan pesawat Bout ke zona perang seperti Afghanistan, Angola, dan Liberia. Pesawat Ilyushin dirancang untuk mendarat dalam kondisi yang keras seperti itu.
Bout menggunakan Sharjah, emirat tetangga Dubai yang terlilit utang pada saat itu, sebagai pangkalan bagi sebagian besar armadanya. Meskipun pesawatnya terdaftar di negara ketiga, termasuk Ilyushin yang terbang di bawah bendera Republik Afrika Tengah.
Tapi ketika Ilyushin menjadi terlalu berbahaya untuk diterbangkan bahkan untuk pilot pemberani Bout, dia membuat rencana untuk menjual pesawat itu untuk dijadikan sebagai iklan. Braun menyatakan, Setelah meyakinkan seorang pilot untuk menerbangkan pesawat hanya dengan tiga dari empat mesinnya, pesawat hampir saja berhasil mencapai Umm al-Quwain.