Sabtu 28 May 2022 21:57 WIB

WEF 2022 di Davos: Cukup Diskusi - Sekarang Dibutuhkan Aksi!

Dunia telah mencapai persimpangan kritis.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Forum Ekonomi Dunia
Forum Ekonomi Dunia

Perang, resesi, bahaya kelaparan, masalah suplai energi. Topik diskusi di Forum Ekonomi Dunia Davos tahun ini menawarkan sedikit isu untuk optimis. Dunia berada di persimpangan kritis: secara politik, ekonomi dan sosial.

Orang-orang paling berkuasa di planet ini, yang bertemu di Davos di Swiss, sepakat tentang situasi itu. Tetapi krisis tidak dapat diselesaikan hanya melalui diskusi. Tentu saja, kita membutuhkan komunikasi verbal antara kalangan politisi, ekonom, dan masyarakat sipil. Ada baiknya saling tukar pikiran. Tetapi WEF22 juga harus menjadi landasan untuk bertindak.

Berikut beberapa area di mana aksi konkrit sangat dibutuhkan:

Pertama, Ukraina harus bisa mengekspor gandum lagi. Ada 20 juta ton gandum yang membusuk sekarang di gudang-gudang Ukraina. Padahal itu sangat dibutuhkan untuk memberi makan penduduk dunia.

Ukraina menyediakan sekitar 28% pasokan gandum dunia. Bahkan dalam situasi sulit seperti saat ini, masa panen berikutnya sudah dekat. Kereta dan truk tambahan harus disediakan untuk mengangkutnya. Presiden Rusia harus mengizinkan ekspor ini untuk dilanjutkan. Artinya, harus ada tekanan yang lebih besar pada dia dan rezimnya. Jika ini gagal, jutaan orang di seluruh dunia akan menderita atau bahkan mati kelaparan.

Kedua, sanksi terhadap Rusia harus memasuki babak baru. Ekspor Rusia perlu dihambat secara masif. Seharusnya tidak boleh ada peluang bagi sebuah negara untuk melanjutkan perang agresi sambil mengambil keuntungan dari kenaikan harga energi.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck berencana membatasi harga minyak dengan mendorong negara-negara konsumen minyak membentuk kartel. Ini bisa menjadi pukulan keras bagi Rusia. Ini adalah ide yang baik. Lagi pula, sebenarnya tidak ada masalah dengan pasokan, yang ada hanyalah masalah distribusi. Jadi harus segera dicari upaya untuk menerapkannya. Tidak perlu ada perdebatan panjang lebih lanjut.

Ketiga, Uni Eropa perlu rencana darurat sebelum musim dingin tiba. Perang di Ukraina telah menyebabkan harga energi naik sangat tinggi di seluruh dunia. Makin banyak orang yang tidak mampu lagi membayar tagihan listriknya. Perusahaan harus membatasi produksi. Eropa mungkin akan menghadapi kebijakan pemadaman listrik musim dingin ini. Pemadaman listrik yang lama dan meluas akan memengaruhi semua infrastruktur penting - perawatan kesehatan, telekomunikasi, pasokan air, dan lain-lain.

Keempat, potensi resesi harus dihadapi dengan intervensi negara yang cerdas. Di pertemuan Davos, Ketua IMF Kristalina Georgieva mengejutkan para peserta dengan melaporkan bahwa prospek pertumbuhan untuk 143 negara anggotanya telah diturunkan.

Pertumbuhan yang lebih rendah berarti kesejahteraan yang berkurang, dan perkembangan tersebut disebabkan oleh perang Rusia di Ukraina. Dolar AS akan semakin menguat dan kinerja ekonomi Cina melambat karena penguncian terkait pandemi.

Jadi, hal terburuk yang bisa kita lakukan adalah bersikap menunggu — kita perlu mengambil tindakan pencegahan sekarang. Kita dapat menurunkan pajak, memulai program perlindungan iklim bersubsidi, dan berinvestasi lebih banyak dalam infrastruktur digital.

Kelima, Rencana pembangunan kembali untuk Ukraina harus dilaksanakan tanpa penundaan. Kota-kota dan desa-desa telah dihancurkan, dan hal yang sama berlaku untuk infrastruktur penting.

Tidak ada yang tahu berapa lama perang akan berlangsung. Tapi masa depan Ukraina harus diamankan sejak sekarang dengan janji investasi dalam rekonstruksi, termasuk pembangunan rumah dan jalur lalu lintas. Ukraina membutuhkan bantuan ini sekarang, mereka perlu tahu bahwa mereka punya masa depan.

Perjuangan Ukraina melawan agresor Rusia adalah juga perjuangan untuk mendukung nilai-nilai Barat, seperti demokrasi dan hak negara berdaulat untuk menentukan nasib sendiri.

Adalah penting bahwa pertemuan WEF membahas beberapa skenario krisis. Politisi, pengusaha dan aktor-aktor lain berada dalam posisi untuk melakukan aksi dan bertindak. Jika tidak, dunia akan terjerumus ke dalam krisis paling parah sejak Perang Dunia II.

(hp/yf)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement